Surabaya, MercuryFM – Jawa Timur mencatat deflasi sebesar -0,54 persen pada Januari 2025 secara bulanan (month-to-month/mtm). Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur menunjukkan bahwa salah satu faktor utama penurunan harga adalah kebijakan diskon tarif listrik bagi pelanggan rumah tangga hingga 50 persen.
Kebijakan ini diatur dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 348.K/TL.01/MEM.L/2024, yang memberikan potongan tarif listrik bagi pelanggan dengan daya 450 VA hingga 2.200 VA. Diskon ini berlaku selama dua bulan, yakni Januari dan Februari 2025.
Kepala BPS Jawa Timur, Zulkipli, menyampaikan bahwa kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga menjadi sektor dengan kontribusi terbesar terhadap deflasi, yakni sebesar -1,13 persen. Penurunan tarif listrik sendiri tercatat signifikan, yaitu -29,93 persen, dengan kontribusi deflasi mencapai -1,18 persen.
“Diskon tarif listrik ini berhasil menekan pengeluaran rumah tangga, memberikan dampak positif terhadap stabilitas harga secara keseluruhan,” ujar Zulkipli dalam konferensi pers Berita Resmi Statistik (BRS) di Surabaya, Senin (3/2/2025).
Harga Komoditas Pangan Menurun
Selain tarif listrik, deflasi juga didorong oleh penurunan harga beberapa komoditas pangan, seperti:
• Telur ayam ras (-2,74%)
• Bawang merah (-4,12%)
• Tomat (-8,66%)
• Ketimun (-24,98%)
Namun, beberapa komoditas mengalami kenaikan harga, terutama cabai rawit yang melonjak 81,52 persen dan cabai merah yang naik 72,29 persen. Kenaikan ini disebabkan oleh cuaca buruk yang menghambat produksi dan distribusi.
“Produksi cabai menurun akibat cuaca ekstrem, sementara daerah penghasil bawang merah seperti Nganjuk dan Probolinggo mulai memasuki masa panen,” jelas Zulkipli.
Meskipun deflasi terjadi secara bulanan, secara tahunan (year-on-year/yoy), Jawa Timur masih mencatat inflasi sebesar 1,06 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 106,53. Inflasi tahunan tertinggi terjadi di Banyuwangi (1,72 persen), sementara inflasi terendah tercatat di Kota Kediri (0,54 persen).
Sektor yang menjadi penyumbang utama inflasi tahunan meliputi:
• Makanan, minuman, dan tembakau (3,92%)
• Kesehatan (1,94%)
• Penyediaan makanan dan minuman/restoran (2,26%)
• Perawatan pribadi dan jasa lainnya (7,09%)
Zulkipli menambahkan bahwa pasca-libur Natal dan Tahun Baru, harga sejumlah komoditas yang sempat naik, seperti telur ayam ras, telah kembali stabil.
Diskon tarif listrik berhasil memberikan dampak signifikan terhadap deflasi di Jawa Timur pada Januari 2025. Namun, cuaca ekstrem dan beberapa faktor lainnya tetap menjadi tantangan untuk menjaga stabilitas harga dalam jangka panjang. Pemerintah diharapkan terus mengawasi dinamika harga agar inflasi tahunan tetap terkendali. (dan)