Surabaya, MercuryFM – Langkah Anies Baswedan yang secara tiba-tiba memilih Muhaimin Iskandar sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres) menurut pengamat politik Universitas Trunojoyo Bangkalan Madura, Mochtar W. Oetomo memiliki resiko politik yang besar. Anies akan dinilai inkonsisten, karena keputusan yang diambil itu mengecewakan basis pendukung Partai Demokrat yang cukup besar.
Apalagi ada surat pribadi Anis yang saat ini menyebar di medsos yang ditandatangani Anis yang akan mengajak AHY sebagai Cawapresnya.
“Anies akan dinilai mudah berubah dan mengingkari kesepakatan yang sudah dibangun sejak lama. Anies yang meminta secara tertulis kepada AHY menjadi pasangannya tetapi dia pula yang meninggalkan rencananya dan berganti pasangan dengan Cak Imin, (Muhaimin Iskandar),” ujarnya, Jumat (01/08/23).
“Kita bisa memaklumi kemarahan Demokrat. Apa yang dilakukan oleh Anis seperti lirik lagu kau yang mulai kau yang mengakhiri,” lanjutnya.
Menurut pria yang juga Direktur Surabaya Sirvey Centre (SSC) kemungkinan akan runtuh koalisi yang dibangun selama ini (Koalisi Perubahan dan Perbaikan) menjadi sangat terbuka. Belum lagi kans kepercayaan publik yang telah dibangun dengan kemesraan dua orang tersebut (Anis-AHY) selama ini, juga akan alami kepudaran.
“Narasi perubahan dan perbaikan yang sudah sampai kepada publik yang dibangun selama ini baik oleh Anis, AHY (Demokrat) dan PKS juga kemungkinan besar akan memudar. Termasuk elektoral Anis yang dibangun selama ini juga ada kans alami penurunan,” jelasnya.
Elektoral memilih Cak Imin (Muhaimin Iskandar) karena dinilai suara NU dan Jatim, Mochtar mengatakan bisa jadi ini menjadi pertimbangan Anies dan Surya Paloh sehingga mengambil langkah itu.
Namun yang perlu diingat kata Mochtar, Muhaimin dan PKB posisinya saat ini cukup resisten di kalangan NU sejak Ketua Umum PBNU Gus Yahyah tegas menyatakan menyatakan warga NU adalah pasar bebas, siapa saja bisa merapat.
“Hubungan Cak Imin (PKB) dengan NU saat ini ada kerenggangan. PBNU mengambil jarak sama dengan semua partai. Barangkali Anies dan Surya Paloh masih begitu percaya bahwa Cak Imin itu bisa mempresentasikan Nahdliyin sekaligus Jawa Timur,” pungkasnya. (ari)