Surabaya MercuryFM – Keberadaan Mass Rapid Transportation (MRT) merupakan kebutuhan untuk mengurai kemacetan di kota metropolis seperti Surabaya. Gagasan Pemprov Jawa Timur yang mengusulkan untuk pembangunan MRT di Kota Surabaya harus didukung, guna mengatasi kemacetan di Kota Surabaya yang saat ini sudah mulai dikeluhkan warga Kota Surabaya.
Hal ini dikatakan anggota Komisi D DPRD Jatim, Martin Hamonangan, menyikapi rencana Pemprov Jatim yang akan mengusulkan pembangunan MRT di Kota Surabaya.
Menurut Martin, MRT sangat diperlukan di Surabaya karena akan menghasilkan transportasi publik yang cepat, aman dan nyaman. Terutama untuk mengurai titik-titik kemacetan di jam-jam padat di wilayah aglomerasi Surabaya, yang akhirnya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lebih signifikan.
“MRT ini merupakan kebutuhan terutama untuk mengurai kepadatan dan kemacetan di daerah aglomerasi Surabaya Raya antara Surabaya-Sidoarjo, Surabaya-Gresik hingga daerah lain di Jatim yang akhirnya bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi,” ujarnya, Jumat (3/2/2023).
Politisi PDI Perjuangan ini mengatakan, mengurai kemacetan di Kota Surabaya membutuhkan integrasi dengan kawasan lain. Karenanya lanjutnya, MRT ini bisa dimulai dari pintu masuk Surabaya yang terhubung sejak di Bundaran Waru yang merupakan pertemuan dari titik antara Kabupaten Sidoarjo, Mojokerto dan Jombang.
“Di jam-jam tertentu kita tahu sendiri kawasan sekitaran Wonokromo, Darmo hingga kawasan Diponegoro membutuhkan perhatian serius, guna mengurai kemacetan di Kota Surabaya,” tegasnya.
Sekedar diketahui, beberapa hari lalu, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menerima kunjungan tim Representative Japan International Corporation Agency (JICA), Yasui Takehiko, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya.
Di depan Khofifah, Yasui mengatakan, saat ini terdapat aktifitas yang sedang dinaungi oleh JICA, seperti MRT Jakarta hingga Smart City yang tersebar di beberapa wilayah. Dan rencananya, JICA juga akan memulai pekerjaannya di Surabaya, yakni, feasibility studies untuk MRT di Surabaya.
“Kami membutuhkan dukungan feasibility studies untuk bersama-sama meneliti, mempelajari alternatif rute mana saja yang menjadi titik urai kemacetan di Surabaya. Semoga FS ini bisa dimulai pada awal tahun depan,” ungkapnya. (ari)