Sikapi kemiskinan Jatim, Gus Fawait: Kuncinya sejahterakan petani, guru dan nelayan

Surabaya, MercuryFM – Jumlah penduduk miskin di wilayah Jatim berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada periode September 2022 mencapai 4,236 juta orang dan meningkat 55,22 ribu orang dibanding periode Maret 2022 mendapat sorotan Ketua Fraksi Gerindra DPRD Jatim, M. Fawait.

Menurut Fawait, persoalan kemiskinan belum bisa terurai selama masalah kesejahteraan petani, nelayan, dan guru tak terselesaikan.

“Ketika kami membedah data baik, BPS, BI, dan sebagainya kemiskinan di Jatim yang belum terselesaikan sampai hari ini, di mana kita tahu tingkat kemiskinan di Jatim melebihi nasional secara persentase, ini mayoritas berada di daerah pedesaan, pinggir perkebunan, pinggir hutan, dan juga pinggir pantai,” ujarnya, Senin (30/1/2023)

Gus Fawait sapaan akrabnya, berharap ada kebijakan Pemprov Jatim yang berkosentrasi menyelesaikan permasalahan petani dan nelayan.

Petani misalnya, selama masih susah mencari pupuk dan buruh tani tidak bisa bekerja dengan baik, kemiskinan masih cukup dalam. Termasuk dengan nelayan, selama masih pinjam permodalan dari rentenir, kemiskinan belum dapat terurai.

“Maka Fraksi Gerindra meminta secara serius kepada Pemprov membuat kebijakan dalam APBD berdasarkan kajian, jangan takut melibatkan akademisi,” katanya.

Bendahara Partai Gerindra Jatim itu menyebut, banyak perguruan tinggi yang bisa diajak untuk merumuskan kebijakan mengatasi kemiskinan, khususnya di pedesaan, perkebunan, dan pantai.

“Kita di Surabaya ada ekonominya mungkin Unair, mungkin teknologi pertanian lewat ITS, Brawijaya, dan kampus besar lainnya,” ungkapnya.

Selain petani dan nelayan, pria asli Jember yang juga Presiden Laskar Sholawat Nusantara (LSN) itu juga menyoroti masalah kesejahteraan guru.

“Terakhir guru, kita tahu bahwa, mohon maaf, kemiskinan dekat dengan kebodohan. Sedangkan orang yang bisa terentas dengan kemiskinan salah satunya dengan pendidikan. Anak petani, nelayan harus mendapat pendidikan yang baik pula,” ungkapnya.

Selain itu lanjutnya, banyak guru terutama di wilayah pedesaan, pinggir perkebunan, dan pantai yang kesejahteraannya masih terbilang jauh dari ideal.

“Kalau anak petani ini ingin mendapatkan sistem pendidikan yg baik maka kita harus pikirkan kesejahteraan guru,” pungkasnya. (ari)

Next Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement

Visual Radio

Add New Playlist