Surabaya , MercuryFM- Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, uang pinjaman sebagai pembiayaan alternatif untuk percepatan pembangunan kota Surabaya diperkirakan cair antara Bulan Mei dan Juni 2025.
“Bisa jadi turun Mei-Juni tapi tidak semuanya. Misalnya kalau ada pembangunan infrastruktur yang masih pembebasan tanah, sedangkan pembangunan fisiknya ditahun 2026, maka 2026 baru turun,” ujarnya pada Selasa (21/01/2025).
Uang pinjaman tersebut diantaranya untuk membayar tunggakan rekanan proyek pengerjaan infrastruktur.
“Anggaran yang untuk rumah sakit ada di APBD. Kalau uang ini turun sehingga kita bayarnya tidak 400 kan kita bayarnya nyicil. Tapi rekanan sudah terbayar 100 persen. Tapi pembayaran rumah sakit itu berapa dari 400 milyar tadi,” jelasnya.
Lebih lanjut Eri Cahyadi menjelaskan, pembiayaan alternatif sudah pasti sebesar Rp 5,6 triliun. “Pembiayaan alternatif itu sebesar fix Rp 5,6 triliun. Kemana kita ambil, kita masih ke PT SMI (Sarana Multi Infrastruktur (Persero). Kita juga berbicara dengan Bank Jatim, kemudian Bank Mandiri. Kita cari bunga yang murah,” terangnya.
Menurut Eri Cahyadi, pembiayaan alternatif ini sudah dibicarakan dengan DPRD Surabaya. Sedangkan untuk pembayaran pinjaman dilakukan selama 5 tahun.
“Kalau kita gunakan APBD selama 5 tahun perkembangannya tidak akan cepat. Kalau kita lakukan pembiayaan alternatif, pembiayaan kita taruh didepan, maka kita bisa tinggal membayar hutang dan besarannya. Kita sepakat pembayaran itu selama 5 tahun. Karena saya tidak ingin membebani walikota selanjutnya,” ujarnya.
Pembiayaan alternatif ini dilakukan supaya tidak ada rasionalisasi dalam program pembangunan infrastruktur di tengah program Makan Begizi Gratis (MBG).
“Kemudian ada program MBG ketambahan Rp 1 triliun. Maka kita ambillah dari belanja infrastruktur kan. Dan kita sudah sepakat dengan DPRD kalau tidak bisa mengurangi belanja infrastruktur karena untuk menggerakkan ekonomi,” imbuhnya.
Diantaranya pembangunan Jalan Menganti-Wiyung yang nantinya sampai di Gresik atau kawasan Lidah.
“Maka jalan itu setiap sisinya akan menjadi tempat makan, sehingga ekonomi bisa bergerak dan tumbuh disana,” ujar Eri.
Eri Cahyadi mengatakan, merencanakan
program pengobatan gratis. Karena selama ini pengobatan masih menggunakan BPJS dan anggaran pusat.
“Karenanya sekarang kita harus mengambil langkah-langkah, bagaimana ekonomi tidak berhenti, tapi bagaimana rakyat sejahtera. Karenanya kita lakukan pembiayaan alternatif diluar APBD itu. Kita berharap dengan begitu ekonomi Surabaya bisa bergerak dasyat, Surabaya bisa berubah total,” pungkasnya. (Lam)