Surabaya, MercuryFM- Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Jawa Timur terus merebak. Tak sedikit peternak yang menjual sapinya yang terdampak PMK, dengan harga murah.
Seperti pengakuan salah satu peternak asal Peterongan Jombang, Budi Prasetyo. Bahkan dari pengakuannya juga terungkap banyak peternak diwilayahnya yang harus mengeluarkan uang pribadi untuk membeli vaksin PKM.
“Selama ini kami membeli vaksinasi PMK ini dengan harga Rp70.000 per ekor. Bayangkan kalau peternak memiliki sapi 10 ekor lebih, bisa Rp 1 juta lebih setiap kali vaksin. Sedangkan vaksinasi minimal 3 kali,” ujarnya, Kamis (16/01/25).
“Sehingga banyak peternak yang spekulasi menjual sapinya bila terindikasi terkena PMK. Imbasnya ya dijual dengan harga murah daripada ndak bisa beli vaksin dan sapi itu mati,” lanjutnya.
Budi menambahkan PMK kali ini berbeda dibanding tahun 2022. Menurutnya kali ini penyebaran PMK lebih cepat.
“Tiba – tiba jadi banyak yang lumpuh.
Banyak peternak yang panik dengan menjual dengan harga yang murah. Kalau sapi bakalan dari yang normal Rp15 juta menjadi Rp12 juta meskipun tidak terdampak PMK. Kalau yang terkena PMK dalam kondisi lumpuh paling mahal Rp 5 juta sudah kemahalan. Kemudian yang potong paksa juga banyak,” terangnya.
Lebih lanjut Budi mengatakan pemerintah sudah bergerak melakukan vaksinasi, hanya saja dikenakan biaya.
“Kalau tahun 2022 kemarin kan gratis. Sejauh ini upaya isolasi ternak dan pemberian jamu tradisional untuk sapi dilakukan secara mandiri oleh peternak,” jelasnya.
Sementara itu Kepala Dinas Peternakan Jatim Indyah Aryani mengatakan pihaknya sudah mendistribusikan vaksin PMK ke semua dinas Kabupaten/Kota. Ia juga mengimbau peternak untuk tdak menjual ternak dengan harga murah secara panik.
Selain itu Indy juga meminta agar membatasi akses orang yang tidak berkepentingan ke kandang. Melakukan disinfeksi secara rutin di kandang dan area pasar.
“Kemudian melapor segera jika ada ternak yang terjangkit,” katanya. (ari)