Partai Demokrat dukung PDIP masuk koalisi Khofifah, namun tegaskan sulit menggusur Emil Dardak sebagai Cawagub Khofifah

Surabaya, MercuryFM – Niat PDI Perjuangan Jatim untuk bergabung dalam koalisi pengusung Khofifah Indar Parawansa di Pilgub Jatim 2024 mendapat dukungan Partai Demokrat. Namun Partai Demokrat mengingatkan bahwa bergabungnya PDI Perjuangan dengan syarat akan mengusulkan nama Wagub untuk menggantikan posisi Emil Dardak bukan hal yang mudah.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Jatim Samwil menyatakan keinginan itu nyaris sulit, lantaran Khofifah-Emil adalah pasangan petahana yang sudah memimpin di Jawa Timur selama lima tahun. Selain itu, paket pasangan ini juga sudah mendapat dukungan dari banyak parpol.

Diantaranya Demokrat, Partai Golkar, PPP dan PAN. Di internal koalisi Khofifah hanya menyisakan Gerindra yang belum memberikan rekomendasi nama cawagub kepada Khofifah. Sehingga, Samwil menilai bahwa keinginan PDIP untuk menyodorkan nama cawagub sangat sulit diwujudkan.

“Tentu setiap partai ingin kadernya masuk di kekuasaan namun hal tersebut tidak mudah apa lagi mau masuk ke petahana karena yang menentukan adalah calon gubernur sendiri,” ujar Samwil, Selasa (04/06/24).

Menurut Samwil keinginan parpol termasuk PDIP untuk menyodorkan kader di posisi cawagub Khofifah memang hal yang wajar dan sah. Begitu pula dengan Demokrat Jatim, yang sejak awal sudah mendorong pasangan petahana Khofifah-Emil lanjut dua periode.

Anggota DPRD Jatim pun tetap yakin pada pasangan Khofifah-Emil sebagai paslon petahana Pilgub Jatim 2024. Demokrat menegaskan tidak khawatir Khofifah akan meninggalkan Emil Dardak.

“Partai Demokrat, Golkar PAN PPP sudah selesai mengusung petahana,” ujar Samwil.

Sebelumnya, DPD PDI Perjuangan Jatim kembali menyampaikan keinginan untuk berkoalisi dengan Khofifah Indar Parawansa di Pilgub Jatim 2024. Jika PDIP bergabung ke dalam koalisi, maka dinilai akan memperkuat representasi poros nasionalis-religius di kontestasi mendatang.

Sebab Khofifah yang merupakan Ketua Umum PP Muslimat NU merepresentasi kaum nahdliyin atau religius dan identik dengan warna hijau. Sedangkan PDIP adalah partai nasionalis yang identik dengan warna merah.

Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim Said Abdullah saat itu mengatakan jika terbentuk, poros ini ibarat buah semangka yang tampilannya hijau tapi isinya berwarna merah.

“Kami berharap positioning PDI Perjuangan, kalau itu buah semangka akan lebih baik,” kata Said pekan lalu.

Sinyal pendekatan PDIP kepada Khofifah memang sudah dilakukan sejak beberapa waktu terakhir. Penjajakan komunikasi itu ditegaskan terus dilakukan termasuk kepada partai politik yang telah lebih dulu memberikan dukungan kepada Khofifah.

Karena sejauh ini Khofifah sudah mendapat dukungan dari Gerindra, Golkar, PAN dan Demokrat. Apalagi PDIP tak memungkiri turut memiliki niat untuk menyodorkan posisi bakal calon wakil gubernur kepada Khofifah.

Ada sejumlah kader muda yang dinilai bisa menjadi alternatif pendamping Khofifah. Yakni, Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin atau Mas Ipin.  Lalu, Bupati Sumenep Achmad Fauzi, Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana atau Mas Dhito.

Hanya saja, Said menegaskan untuk keinginan mengusulkan nama wakil, PDIP menyadari perlu duduk bareng.

“Kita akan duduk bersama lagi, supaya punya pandangan yang sama tentang Jawa Timur. Semoga ada tempat bagi PDI Perjuangan untuk bersama Mbak Khofifah,” ujar Said yang juga Ketua DPP PDI Perjuangan.

“Usung mengusung nanti lah.Tahapan untuk mengusung secara resmi masih relatif panjang,” lanjut Said mempertegas. (ari)

 

Next Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement

Visual Radio

Add New Playlist