Kurs dollar naik, Gapasdap minta penyesuaian tarif penyeberangan

Surabaya,MercuryFM- Gabungan Pengusaha Nasional Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (Gapasdap), meminta pemerintah lewat Menteri Perhubungan, supaya melakukan penyesuaian tarif angkutan penyeberangan.

“Apalagi saat ini nilai kurs dollar menguat terhadap rupiah. Sehingga akan berpengaruh kepada kenaikan harga spare part. Dan bukan tidak mungkin, juga terhadap harga BBM dalam waktu dekat,” ujar

Ketua umum Gapasdap Khoiri Soetomo, pada Senin (22/04/2024).

Lebih lanjut Khoiri Soetomo mengatakan, pihaknya sudah mengajukan penyesuaian tarif pada Oktober 2023 lalu. Namun belum terlaksana karena mendekati gelaran Pemilu. Penyesuaian tarif ini sebenarnya merupakan piutang, dari besaran total penyesuaian tarif

“Dan baru dicicil oleh Kementrian Perhubungan, lewat penyesuaian tarif di bulan Juli 2023 sebesar 4,97 persen. Jadi masih ada kekurangan sekitar 31,8 persen. Itupun dihitung saat kurs dollar pada waktu itu. Karenanya di pengajuan penyesuaian tarif dalam waktu dekat, kita hitung dengan kurs dollar sekarang,” jelasnya.

Khoiri Soetomo kembali menjelaskan, penyesuaian tarif ini juga untuk memenuhi standar keselamatan, melalui jaminan perawatan kapal yang didukung oleh pengadaan spare part.

“Kalau tarif ini tidak sesuai dengan kondisi biaya, dimana kita tahu soal regulasi safety yang mengatur soal keselamatan pelayaran penyeberangan, baik itu regulasi internasional ataupun domestik, setiap tahun kan standard nya selalu naik. Nah itu implikasinya pada biaya,” imbuhnya.

Khoiri meminta agar Menteri Perhubungan merespon cepat kondisi tersebut. Sehingga bisa menjaga standar keselamatan. Serta menjaga kontinuitas layanan  standar minimum.

“Sesuai dengan janji beliaukan, setiap 6 bulan tarif dievaluasi. Berdasarkan kajian yang melibatkan seluruh stake holder. Sebenarnya kemampuan membeli sudah sangat cukup. Namun kemauan, ini yang saya pikir pemerintah sudah harus turun tangan,” terangnya.

Gapasdap berharap tarif penyeberangan diperlakukan sama sejajar dengan industri transportasi lainnya.

“Yang mendapatkan dinamic pricing saat Idul Fitri atau Nataru. Kita berharap tarif penyesuaian yang layak dan tentunya tidak memberatkan konsumen. Karenanya soal urusan tarif ini, kita sangat tertinggal, sangat terlambat. Dan itu tidak sesuai dengan kebutuhan dan tidak sesuai dengan kondisi,” pungkasnya. (lam)

Next Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement

Visual Radio

Add New Playlist