Surabaya, MercuryFM – Tindak lanjut dari penandatanganan MoU terkait pembentukan Kelompok Usaha Bank (KUB) antara Bank Jatim dengan Bank Lampung beberapa waktu lalu, kedua belah pihak akhirnya lakukan penandatanganan Non Disclosure Agreement (NDA) tentang Pertukaran Informasi dalam Rangka Penyertaan Modal dan sekaligus penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) Sinergitas Bisnis antara kedua belah pihak, Rabu (13/12/23)
Bertempat di Kantor Pusat Bank Jatim, penandatanganan NDA dilakukan oleh Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman dan Direktur Utama Bank Lampung Presley Hutabarat dengan disaksikan oleh Komisaris Independen Bank Jatim Prof. Muhammad Mas’ud dan Komisaris Utama Bank Lampung Fahrizal Darminto.
Selain NDA, dalam kesempatan tersebut juga berlangsung penandatanganan dua PKS. Yang pertama, PKS terkait Trade Processing Agent dan yang kedua adalah PKS terkait Jasa Remitansi Kemitraan. Kedua PKS itu ditandatangani oleh Direktur Keuangan, Treasury & Global Services Bank Jatim Edi Masrianto dan Direktur Bisnis Bank Lampung Ahmad Jahri.
Dirut Bank Jatim Busrul Iman menjelaskan, kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian dari beberapa aktivitas yang sebelumnya telah dilakukan secara intensif antara Bank Jatim dan Bank Lampung terkait pembentukan KUB.
”Yang perlu diketahui bersama, semangat KUB adalah semangat kolaborasi untuk saling bersinergi. Sehingga diharapkan penandatanganan NDA & PKS Sinergitas Bisnis ini bisa menjadi bagian dalam rangka memperkuat kolaborasi,” ujarnya.
Busrul menegaskan pihaknya siap untuk melakukan kerja sama bisnis dengan Bank Lampung di berbagai sisi. Mulai dari human capital, teknologi, hingga bisnis prosesnya.
“Keoptimisan tersebut bukan tanpa alasan. Bank Jatim telah memiliki pengalaman dalam proses KUB dengan Bank NTB Syariah. Sehingga, Bank Jatim meyakini adanya pembentukan KUB dengan Bank Lampung ini dapat membawa keuntungan dan kemanfaatan bagi kedua belah pihak,” ucsl Busrul.
Salah satu keunggulan Bank Jatim yang bisa dimanfaatkan oleh anggota KUB, termasuk Bank Lampung Kata Busrul, yaitu JConnect Remittance. Lampung sendiri memiliki potensi Para Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang menggiurkan. Sehingga nantinya bisa menggunakan Jconnect Remitannce
”Potensinya besar Lampung (9.899 PMI). Nanti Bank Lampung bisa langsung menggunakan JConnect Remittance kami untuk melakukan transaksi penerimaan uang dari luar negeri. Kami sudah siap dalam hal teknis, bisnis, maupun support,” ungkapnya.
Saat ini, JConnect Remittance jelas Busrul telah bermitra dengan Malaysia melalui Merchantrade. Untuk ke depan, Bank Jatim akan melakukan kerja sama dengan Hongkong dan Taiwan dalam hal remittance ini.
”Di Malaysia, keuangan para PMI dalam empat bulan tercatat mencapai Rp 2 triliun lewat Bank Jatim. Belum dolarnya yang sudah mencapai di atas 100 juta dolar. Jadi bisnis ini potensinya memang sangat besar,” jelas Busrul.
Selain di bidang remittance, Bank Jatim kata Busrul juga memiliki kelebihan di sisi trade finance. Dan Bank Jatim menawarkan berbagai layanan trade finance yang dapat memperluas pasar dan bisnis anggota KUB.
“Di sisi lain, Bank Jatim juga memiliki kelebihan di bidang teknologi, mempunyai layanan sharing biller dan SISTA (Sistem Integrasi Solusi Transaksi Anda), menyediakan host to host untuk berkomunikasi dengan BPD – BPD yang tergabung dalam KUB,” jelasnya.
“Bank Jatim kini juga memiliki sharing biller yang telah bekerja sama dengan banyak agregator. Di antaranya Tokopedia, Dana, Gojek, Shopee, Blibli, Indomaret, Alfamart, dan Pos Indonesia,” lanjut Busrul.
Bahksn terkait joint development SISTA, Bank Jatim terang Busrul juga telah memiliki digital banking ecosystem QRIS.
”Pada intinya, dalam KUB ini kami sudah punya roadmap terkait tahapan-tahapan apa yang akan dijalankan ke depan. Harapan kami, Bank Lampung tidak segan untuk terus berkomunikasi dengan kami sehingga bisa mempercepat proses KUB,” pungkas Busrul.
Sementara itu Direktur Utama Bank Lampung Presley Hutabarat juga menyatakan, pihaknya sangat menyambut baik adanya penandatanganan NDA dan sinergitas bisnis dengan Bank Jatim terkait SKBDN dan Remittance.
”Di Lampung pangsa pasar untuk pekerja migran cukup besar tapi belum bisa kita ambil karena kami belum bisa menampung remittance. Jadi dengan adanya sinergitas ini kami harap bisa mengambil potensi yang menjanjikan itu. Saya yakin kerja sama ini akan membawa banyak dampak positif. Banyak yang kami butuhkan dari Bank Jatim,” ujarnya.
Kinerja Bank Lampung sendiri kata Presley juga telah mencatatkan pertumbuhan positif. Total aset Bank Lampung per Juni 2023 sebesar Rp 9,88 triliun.
“Kemudian, total kredit yang disalurkan oleh Bank Lampung per Juni 2023 berada di angka Rp 6,43 triliun dengan laba bersihnya per Juni 2023 sekitar Rp 71,52 miliar. Sejauh ini, Bank Jatim dengan Bank Lampung sudah bekerja sama dalam penyelenggaraan BI-Fast,” jelasnya. (ari)
BalasBalas ke semuaTeruskan
|