Kritik politik dinasti, Mahasiswa dan Masyarakat gelar Mimbar Bebas di Unitomo

Surabaya, MercuryFM – Ratusan mahasiswa dari beberapa kampus di Surabaya khususnya dan Jatim serta masyarakat penuhi halaman Universitas dr Soetomo Surabaya, guna mengikuti mimbar bebas yang digelar mahasiswa menyikapi kondisi bangsa saat ini.

Dalam mimbar bebas yang berlangsung ini, mereka baik mahasiswa dan masyarakat yang hadir menyampaikan orasi di panggung yangdi sediakan mahasiswa dalam mimbar bebas yang digelar ini.

Ketua BEM Unitomo, Hendrik Rara Lunggi yang juga penanggung jawab acara mimbar bebas mengatakan mimbar bebas ini sebenarnya timbul dari keresahan mahasiswa.

“Yang pertama isu paling fundamental sebenarnya terkait dengan putusan MK yang memang mencederai konstitusi atau mencederai suatu lembaga negara yang betul menaungi undang-undang,” ujarnys.

Hendrik menegaskan, kegiatan ini merupakan gerakan atas dasar kesadaran dari intelektual mahasiswa dan bebas dari kepentingan partai.

“Kegiatan hari ini sebenarnya untuk menunjukkan bahwa dari Jawa Timur mahasiswa dan masyarakat tidak diam melihat persoalan bangsa dan negara ini yajg alami  krisis hukum,” ucapnya.

“Kami ingin membuat konsep baru dalam menyampaikan suara kami, jadi tidak sekedar turun ke jalan tapi menyampaikan pendapat kami hingga didengar oleh para pemangku kebijakan. Dengan mimbar bebas ini kita ekpresikan kerutikan kita terhadap kondisi saat ini,” lanjutnya.

Hendrik juga menegaskan  semua poster dan spanduk yang terpasang di arena murni suara mahasiswa dan rakyat sebagai wujud keprihatinan. Sehingga tidak salah bila spanduk dan poster terkait politik dinasti dan hukum yabg ternoda akibat keputisan MK.

“Ini semua kalau kita cermati banyak disuarakan oleh masyarakat dalam aktifitasnya seharai hari saat ini. Ingat masyarakat tidak bisa di bodohi dengan akrobat yagg di pertontinkan elit,” jelasnya.

Hendrik juga mengatakan mahasiswa dan juga kampus ini bagian dari laboratoriumnya peradaban. Artinya, gerakan-gerakan intelektual harus dibangun dari kampus karena mahasiswa punya daya untuk mengkritisi.

Sehingga dengan adanya gerakan ini akan membuat mahasiswa lebih berani bersuara atau menyuarakan demokrasi.

“Gerakan ini ada dua sasarannya. Pertama ada mahasiswa, bagaimana mereka melihat kampus harus dijadikan pusat gerakan yang menyuarakan persoalan-persoalan demi kepentingan bangsa,” pungkasnya.

Dalam aksi mimbar bebas tersebut, beberapa spanduk dan poster terpasang. Kritik pedas dan tajam tampak muncul di spanduk dan poster tersebut.

Diantaranya ada poster denga ilustrasi foto Presiden Joko Widodo (Jokowu) bertuliskan “Kami Muak, Jokowi Tak Dewasa Berdemokrasi”. juga tampak poster bergambar  aktivis HAM, Munir Said Talib bertuliskan “Kami Sudah Lelah dengan Kekerasan”.

Tak hanya itu saja. Juga ada banyak poster, yang dipilok warna merah dan hitam. Ada tulisan, “Emang Boleh Sedinasti Itu?”, “Usut Tuntas Pelanggaran HAM”. “Lawan Perusak Konstitusi”, “Alerta Jatim Memanggil, Darurat Konstitusi”, “Bergerak Serekan Lawan Politik Dinasti”, Kita Seolah-olah Merayakan Demokrasi Tetapi Memotong Lidah Orang yang Pemberani”, serta masih banyak lagi yang terpasang di sekitar Unitomo. (ari)

Next Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement

Visual Radio

Add New Playlist