Sidoarjo, MercuryFM – Dalam rangka pemberdayaan dan peningkatan masyarakat desa, Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur (Jatim) bersama Junior Chamber International (JCI) menggelar kompetisi “KIM Hackathon 2023”. Kompetisi ini akan mempertemukan Komunitas Informasi Masyarakat (KIM) dengan menggandeng mahasiswa untuk membuat sebuah proyek bersama.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Provinsi Jatim, Sherlita Ratna Dewi Agustin mengatakan, bahwa keberadaan KIM saat ini kian mendapat perhatian. Lembaga yang dulunya bernama “Kelompencapir” ini merupakan kelompok yang dibentuk oleh masyarakat, dari masyarakat, dan untuk masyarakat yang memiliki aktivitas di bidang pengelolaan dan diseminasi informasi, atau memiliki aktivitas di bidang pemberdayaan masyarakat dengan ditambahkan fungsi pengelolaan dan diseminasi informasi.
Dalam aktivitasnya, KIM memiliki peranan penting dalam masyarakat dan menjadi ujung tombak keberhasilan program pemerintah di tingkat desa. Selain dapat membantu mempromosikan potensi dari desa atau wilayah mereka, KIM bisa secara cepat menginformasikan apabila terjadi keadaan darurat seperti bencana alam. KIM juga membantu masyarakat untuk menyaring informasi agar terhindari dari hoaks serta turut meningkatkan literasi digital masyarakat.
Saat ini, ada sekitar 1.056 KIM di seluruh Indonesia. Dari Jumlah tersebut, 702 dari Jatim. Ini merupakan potensi besar bagi Jatim. Terlebih saat ini perhatian pemerintah pusat terhadap pemerintah desa semakin tinggi. Harusnya, KIM bisa lebih berdaya lagi untuk menyelesaikan persoalan desa, mengembangkan potensi desa dan mendorong pemerintah desa untuk jadi lebih baik.
“Dengan berjalannya waktu, perhatian pemerintah semakin besar, fungsi KIM pun semakin strategis. Sehingga Pemprov Jatim ingin melakukan pembinaan dan pemberdayaan, salah satunya melalui kompetisi KIM Hackathon 2023,” ungkap Sherlita Ratna Dewi Agustin usai pembukaan “KIM Hackathon 2023” di Sidoarjo, Jumat (22/9/2023).
Atas dasar itulah, kompetisi ini dibagi menjadi tiga tahapan. Tahap pertama, masing-masing KIM mendaftar dengan menyampaikan video dan proposal. Terpilihlah 30 KIM yang masuk pada tahap kedua, dimana masing-masing KIM didampingi Dinas Kominfo kabupaten kota untuk menyampaikan presentasi.
“Di tahap ini, terpilih 22 KIM yang terbaik dan yang sudah diseleksi oleh Dinas Kominfo Jatim akan berkolaborasi bersama dengan tim mahasiswa yang juga terseleksi untuk membuat sebuah proyek bersama,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Provinsi Jatim Soekaryo memberikan apresiasi atas kegiatan tersebut.
Ia mengatakan, saat ini ada sekitar 7721 desa di seluruh Jatim dengan tingkat kemajuan dan kemandirian beda. Berdasarkan data yang dihimpun, saat ini jumlah desa mandiri di Jatim mencapai ada 2800.
“Desa dikatakan mendiri apabila sudah memenuhi indeks ketahanan ekonomi, indeks sosial dan indeks ekologinya,” katanya.
Dan sejauh ini, Pemprov Jatim telah berupaya meningkatkan kemajuannya melalui berbagai program, diantaranya adalah program desa berdaya yang membantu desa menemukenali potensi desa.
“Kadang masyarakat desa tidak mengetahui bahwa apa yang ada dihadapannya itu adalah potensi. Karena setiap hari mereka lihat. Desa Sekapuk Gresik misalnya, di sana ada bukit kapur, kita poles dan akhirnya bisa menghasilkan pendapatan sebesar Rp 12 miliar per bulan dan mampu menyumbang Rp 7 miliar untuk PAD desa,” kata Soekaryo.
Ia berharap, tahun depan tidak ada desa berkembang di Jatim. “Sebanyak 1200 desa yang berstatus berkembang akan menjadi desa mandiri. Kalau potensi yang dimiliki desa dibranding dengan teknologi, maka akan bisa tereksplorasi. Tentunya akselerasinya akan lebih meningkat ketika dikolaborasikan dengan apa yang dilakukan JCI ini. Sehingga bisa dilakukan branding tingkat desa. Melalui kegiatan ini, pembangunan dan kemandirian desa lebih dipercepat lagi,” tandasnya.
Sementara itu, Local President JCI East Java, Willy Widjaja mengatakan, JCI berkomitmen untuk memberikan dampak positif kepada masyarakat, utamanya membantu pemerintah Surabaya dan Jatim.
“Kami juga ingin mendekatkan diri ke mahasiswa karena tujuan kami melahirkan pemimpin baru yang dimulai dari mahasiswa. Melalui kegiatan ini,kami berharap bisa memberikan support lebih kepada pemerintah provinsi dan juga adik-adik untuk terus bisa berkembang,” pungkasnya.(Dan)