Surabaya, MercuryFM – Komitmen Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Surabaya untuk pengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah terus dikuatkan dengan menjalin sinergi dengan Inkubator Bisnis Badan Pengembangan Bisnis Rintisan dan Inkubasi (BPBRIN) Universitas Airlangga Surabaya.
Ketua Kadin Surabaya Muhammad Ali Affandi LNM mengatakan, Kadin tidak hanya menaungi pengusaha atau perusahaan di level tertentu, termasuk di dalamnya pelaku UMKM. Dan salah satu misi Kadin Surabaya adalah memajukan dan membawa dunia usaha di Surabaya untuk naik kelas. Yang mikro menjadi kecil, kecil menjadi menengah, menengah menjadi besar, dan seterusnya.
Beberapa program sudah dilaksanakan oleh Kadin Surabaya, misalnya terkait kemudahan perijinan, pameran UMKM, penyelenggaraan pendidikan vokasi, hingga pelatihan kurasi, yang pada prinsipnya membawa manfaat untuk UMKM bisa mengembangkan usahanya mulai dari sisi perijinan, pengelolaan manajemen usaha, proses produksi, kualitas produk, hingga delivery produk kepada konsumen.
“Kali ini Kadin bersama Inkubator UMKM Unair bersinergi dalam peningkatan kualitas dan kapabilitas UMKM, khususnya di bidang pengembangan bisnis dan teknologi,” ungkap mas Andi, panggilan akrab M Ali Affandi LNM di Surabaya, Jumat (18/5/2023).
Untuk itu, beberapa waktu yang lalu Kadin Surabaya bersama Inkubator Bisnis BPBRIN Unair berkesempatan memberikan pelatihan kepada sejumlah UMKM atau start up berbasis teknologi. Pada kesempatan tersebut, mas Andi mencoba mengupas tentang sejumlah faktor yang mampu membantu UMKM untuk meminimalisir tingkat kegagalan dalam mengembangkan bisnisnya.
“Belajar dari pengalaman dan kesalahan orang lain adalah salah satu strategi yang bisa dilakukan. Bergabung dengan komunitas atau asosiasi seperti Kadin bisa memperluas jaringan bisa saling bertukar pikiran tentang masalah-masalah yang mungkin dihadapi,” ungkap politisi dari partai Demokrat tersebut.
Mas Andi menegaskan, Kadin Surabaya senantiasa mendorong dan memfasilitasi para pelaku UMKM untuk terus berkembang, termasuk usaha-usaha yang sedang merintis. Kadin Surabaya berkolaborasi dengan asosiasi-asosiasi usaha lain seperti HIPMI Surabaya, akademisi, baik dalam maupun luar negeri, untuk mencetak SDM dan menghasilkan produk berdaya saing global.
“Program-program Kadin Surabaya berfokus pada 3 hal, yakni upscaling, cross networking dan problem solving. Melalui upscaling, Kadin Surabaya membimbing pelaku usaha untuk bisa naik kelas, salah satunya adalah melalui program-program pelatihan,” katanya.
Kemudian dengan cross networking, Kadin Surabaya berusaha untuk saling menghubungkan jaringan-jaringan yang membutuhkan, sehingga penyedia bisa bertemu dengan yang membutuhkan. Hal tersebut kemudian berujung pada problem solving, yang dimaksudkan Kadin Surabaya bisa memberikan solusi dan jalan keluar atas permasalahan yang terjadi.
Kadin Surabaya, tegasnya, memiliki visi dan misi yang terangkum dalam slogan Berdaya Bersama. Slogan itulah yang menjadi pedoman Kadin Surabaya sebagai wakil kepentingan dunia usaha dalam upaya meningkatkan perekonomian Kota Surabaya yang berkelanjutan serta mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Untuk mencapai cita-cita itu, maka dibutuhkan usaha bersama untuk mencapai tujuan bersama.
“Kadin surabaya melakukan pendampingan, kurasi dan pelatihan terhadap UMKM serta startup untuk dapat berkembang. Juga tentang pengembangan teknologi bagi UMKM. Program-program kedepan akan dititik beratkan kepada peningkatan daya saing UMKM dan bagaimana bertahan di era disrupsi. Inilah yang nantinya akan kami tularkan juga ke seluruh pengusaha di wilayah Surabaya raya,” ujarnya.
Koordinator Inkubator Bisnis BPBRIN Universitas Airlangga Achsania Hendratmi mengatakan, peningkatan jumlah dan kualitas UMKM serta perusahaan startup berbasis teknologi dapat diakselerasi melalui peran sinergisme para stakeholder yang memiliki kepentingan dan kapasitas. Inkubator teknologi, sebagai salah satu aktor, memiliki peranan penting untuk dapat menumbuhkembangkan dan menggerakkan perekonomian Indonesia dengan menggiatkan dan melakukan komersialisasi teknologi hasil riset.
“Universitas Airlangga (UNAIR) sebagai salah satu perguruan tinggi berbadan hukum di Indonesia, juga mempunyai pendekatan strategi dalam meningkatkan perusahaan start up berbasis teknologi tersebut,” kata Achsania.
Sebagai wujud implementasi Unair telah membentuk Badan Pengembangan Bisnis Rintisan dan Inkubasi (BPBRIN). BPBRIN memiliki peran membantu Universitas Airlangga dalam meningkatkan kemandirian universitas melalui hilirisasi produk inovasi Unair, pengembangan bisnis rintisan, inkubator bisnis, alih teknologi, teaching industry dan science techno park serta pengembangandan pemasaran usaha yang dijalankan Unair.(Dan)