Madiun, MercuryFM – Kebudayaan harus dijadikan panglima dalam pembangunan bangsa ke depan. Pasalnya budaya menyentuh semua aspek kehidupan yang ada dalam perjalanan bangsa ini.
Hal ini ditegaskan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar, saat mendengar aspirasi para seniman dan budayawan lokal se-Jatim di sela penyerahan Mandat Seniman untuk Indonesia ”Budal Gus”, di Padepokan Seni Kirun, Madiun, Kamis (23/2/2023).
”Kayaknya kita orientasi yang paling efektif ya budaya sebagai panglima. Karena ini menyentuh semua aspek seni, tradisi, ekonomi semua ada di budaya,” ujar Gus Muhaimin sapaan akrab Muhaimin Iskandar.
Menurut Gus Muhaimin, di masa Bung Karno, politik dijadikan sebagai panglima. Bahkan, pertunjukan ludruk saat itu dilarang. Selanjutnya, pada era Orde Baru di bawah Presiden Soeharto, ekonomi yang dijadikan sebagai panglima pembangunan.
”Reformasi nggak ada panglimanya, sehingga tidak punya arah. Kalau mau punya arah, budaya harus jadi panglima karena semua sendi kehidupan. Ujung-ujungnya budaya yang bisa menguatkan, mengokohkan dan mempersatukan,” tuturnya.
Kata Gus Muhaimin, kondisi saat ini di masa pancaroba akibat pandemi, budaya bisa menjadi pencegah terjadinya konflik, kekerasan, dan perpecahan. Apalagi mendekati kompetisi Pemilu 2024.
Karena itu, Gus Muhaimin meminta Pemerintah Pusat dan pemda untuk benar-benar memperhatikan nasib para seniman tradisional.
”Seniman-seniman daerah yang hidupnya tentu sangat sulit, terutama di era teknologi media sosial seperti sekarang, harus ada bantuan-bantuan langsung maupun yang sifatnya promosi dan peningkatan kapasitas,” katanya.
Gus Muhaimin berharap Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi memberikan perhatian kepada para seniman dan budayawan lokal.
”Tolong Menteri Pendidikan dan Kebudayaan agar memperhatikan. Kepada Pemda tolong beri perhatian khusus, beri ruang atau panggung. Kalau perlu buatlah pertunjukan-pertunjukan yang menampilkan mereka. Karena selama ini mereka berjasa mempersatukan bangsa kita, berjasa membuat hiburan dan kebahagiaan di tingkat grassroot, yang itu tidak bisa diperankan oleh orang lain ataupu negara,” jelasnya.
Wakil Ketua DPR Bidang Korkesra ini mengatakan, bahwa harus ada upaya untuk meningkatkan mutu produk budaya Indonesia, yang sesuai dengan perkembangan zaman dan aplikatif terhadap perkembangan teknologi informasi.
”Dengan begitu kita tidak kalah dengan Korea yang sebetulnya jauh di bawah kita kualitas dan varian kesenian budayanya. Tapi karena mereka lebih aplicable dengan teknologi informasi, sehingga seolah-olah kita di bawahnya,” ucapnya.
Gus Muhaimin menegaskan kesiapannya untuk bersama-sama memajukan kesenian dan nasib para seniman, jika diberikan mandat sebagai pemimpin nasional ke depan.
”Intinya mari kita bekerja sama menuju Indonesia yang mencintai seniman. (Kalau saya jadi presiden) tandak, ludruk se- Indonesia aman. Kita akan taati perintah Sakirun (Kirun), saya siap. Kita semua siap menuju Indonesia yang berbudaya,” pungkasnya.
Forum Mandat Seniman untuk Indonesia “Budal Gus” menjadi ajang bagi para sejumlah seniman dari berbagai daerah di Jatim, menyampaikan aspirasinya untuk diperjuangkan oleh Gus Muhaimin.
Kirun, seniman legendaris Jawa Timur mengatakan bahwa selama era pandemi COVID-19, nasib para seniman tradisional benar-benar memprihatinkan.
”Sejak pandemi, saya minta beras ke Gus Muhaimin untuk dibagikan kepada para seniman tradisional. Satu-satunya capres sing gelem kasih sembako ke seniman ya Cak Imin. Tandak ludruk di Jatim ada jutaan, nggak ada yang ngopeni,” katanya.
Kirun berharap jika kelak bisa menjadi pemimpin nasional, Gus Muhaimin benar-benar bisa memperhatikan dan mengangkat derajat para seniman tradisional dengan memberikan ruang yang luas untuk berkreasi. (ari)