Surabaya, MercuryFM – Doakan Presiden RI ke-2, HM. Soeharto yang bertepatan 15 tahun wafatnya, DPD Partai Golkar Jawa Timur menggelar pembacaan Tahlil dan Yasin bersama di Masjid Al-Mujahidin kompleks kantor DPD Partai Golkar Jatim, Jalan A. Yani, Surabaya, Kamis malam (26/1/2023).
Ketua DPD Partai Golkar Jatim, M. Sarmuji, dalam sambutannya mengatakan, bahwa Presiden RI ke-2, HM. Soeharto adalah pemimpin besar yang patut dikenang jasa-jasanya dan diwariskan kepada generasi muda bangsa.
“Semua pemimpin pasti ada kelebihan dan kekurangan. Tetapi ketika pemimpin itu sudah berakhir, maka tugas kita adalah mengenang kebaikannya sekaligus mewarisi semangat para pendahulu kita untuk berjuang kepada bangsa ini,” ujar Sarmuji.
Dalam acara yang juga dihadiri Bendahara DPD Partai Golkar Jatim, Blegur Prijanggono, Anggota Fraksi Partai Golkar DPR RI, Mohammad Ridwan Hisjam, anggota Fraksi Partai Golkar DPRD Jatim dan jajaran pengurus partai berlambang pohon beringin lainnya, Sarmuji mengakui generasi tua sudah pasti mengenal Soeharto. Namun anak-anak muda (milenial) atau generasi Z barangkali tidak mengenal. Padahal kiprah mendiang Pak Harto sebenarnya layak untuk dicatat oleh bangsa ini.
“Bahkan jasa Pak Harto pada bangsa ini sebenarnya layak untuk mendapatkan penghormatan dan penghargaan dari bangsa ini,” ungkap Sarmuji.
Pada zaman sebelum transisi dari pemerintahan Pak Karno ke Pak Harto hingga awal pemerintah Soeharto, bangsa ini benar-benar mengalami krisis sandang, pangan dan papan.
Namun berkat Revolusi Hijau yang digagas Pak Harto, bangsa Indonesia menjadi murah sandang pangan, bahkan menjadi negara yang swasembada pangan sejak 1984 dan bertahan cukup lama.
“Itu salah satu prestasi beliau, belum prestasi-prestasi yang lainnya. Di zaman Pak Harto kita disegani oleh bangsa-bangsa dunia,” ucapnya.
Dijelaskan Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, di jaman pemerintahan Presiden Jokowi harus diakui juga telah melakukan lompatan-lompatan besar dengan membangun infrastruktur dasar, seperti membangun jalan dan jalan tol di mana-mana sehingga dapat memacu pertumbuhan ekonomi bangsa Indonesia.
“Pak Jokowi punya jasa besar, demikian juga para pemimpin sebelumnya. Tugas kita pada pendahulu yang sudah wafat, adalah mengenang jasa beliau sekaligus mewarisi semangatnya untuk membangun bangsa,” tegasnya.
Kata Sarmuji, kegiatan doa bersama ini sekaligus untuk mengingatkan, bahwa ada orang yang haulnya sering kita lupakan. Bahkan mungkin hanya Partai Golkar yang melakukan haul kepada Pak Harto.
“Kalau Bung Karno, Gus Dur sudah banyak orang memperingati haulnya. Tapi ada satu pemimpin besar bangsa ini yang hampir terlupakan, bahkan saat wafatnya pun jarang orang yang memperingati,” tegasnya.
Kegiatan pembacaan Yasin dan Tahlil bersama yabg dilaksanakan ini, dipimpin Gus Zaman Suyuthi, sedangkan ceramah agama disampaikan oleh KH. Imam Hambali, pengasuh Ponpes Al-Jihad Surabaya.
Dalam tausiahnya, Kiai Hambali mengingatkan bahwa likulli syai’in maziah, artinya setiap orang itu memiliki kelebihan yang sudah merupakan sunnatullah. Begitu juga dengan para pemimpin bangsa ini, juga memiliki kelebihan dan kekurangan, termasuk almarhum Soeharto.
Bagi Kiai Imam Hambali, pesan Pak Harto yang terkenal dan layak dikenang hingga sekarang, adalah sebuah pepatah Jawanya, yakni dadi wong urip ojo kagetan, ojo gumunan lan ojo dumeh.
“Pepatah tersebut sejatinya merupakan saripati dari kalimat laa haula wala quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘azhiim,” pungkasnya. (ari)