PPKM dicabut, Satgas COVID-19 Kota Surabaya tak dibubarkan

Surabaya, MercuryFM – Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengikuti Rapat Koordinasi Penjelasan Pencabutan PPKM yang digelar secara daring oleh Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI dengan diikuti seluruh Gubernur dan bupati/wali kota seluruh Indonesia, pada Senin (2/1/2022).

Usai rapat koordinasi, Eri Cahyadi mengatakan, meski PPKM resmi dicabut, Satuan Gugus Tugas (Satgas) Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Surabaya tetap bertugas. Hal ini merujuk pada Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 53 Tahun 2022 tentang Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 pada Masa Transisi Menuju Endemi.

“(Hasil) rapat ini, PPKM ditiadakan, tapi tetap ada catatan. Pertama, bagaimana Satgas COVID-19 tetap ada untuk mencegah lonjakan COVID-19. Kedua, disampaikan pada pemakaian masker di tempat keramaian dan ruang tertutup. Kalau ada orang yang merasa (bergejala) sakit (COVID-19), maka dilakukan isolasi secara mandiri,” ujarnya.

Oleh karena itu, dibutuhkan peran serta masyarakat Kota Surabaya dalam membatasi pergerakan virus COVID-19. Sebab, jika terjadi kenaikan angka kasus COVID-19, maka hal tersebut diakibatkan oleh jenis mutasi virus atau munculnya varian baru COVID-19. Karenanya, ia kembali mengingatkan kepada masyarakat Kota Surabaya, pentingnya penerapan protokol kesehatan untuk mencegah laju COVID-19.

“Disampaikan Pak Menkes (Budi Gunadi Sadikin) juga, COVID-19 ini bukan karena tahun baru atau lebaran, tetapi karena setiap varian baru mereka ada lonjakan. InsyaAllah sampai dengan Agustus kita akan melakukan itu sambil melihat pergerakan-pergerakan. Kalau nanti sampai Agustus itu tidak ada lonjakan, maka dilakukanlah endemi,” terangnya.

Lebih lanjut, Eri Cahyadi menjelaskan, kasus COVID-19 di Surabaya turun, seiring dengan upaya penanganan. Meski demikian, pihaknya tetap berupaya menggencarkan vaksinasi dosis 3 (booster) di tingkat RW. Camat dan Lurah diminta untuk mendeteksi warganya yang belum melakukan vaksin booster berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya.

“Alhamdulilah landai, kalau turunnya (COVID-19) cepat, dia sembuhnya cepat, berarti tinggi imunnya. Sehingga salah satu faktor untuk melakukan pencegahan ini adalah imun (vaksinasi) booster. Kita terapkan di masing-masing kecamatan dan kelurahan untuk melihat data Dinkes, siapa warganya yang belum vaksin booster cukup di Balai RW. Itu yang kita lakukan. Semoga kita bisa segera menuju ke endemi,” jelasnya.

Eri Cahyadi mengaku, meskipun menerapkan kebijakan PPKM pada tahun 2022 lalu, Pemkot Surabaya telah berhasil meningkatkan laju ekonomi menjadi 7,17 persen. Maka, pihaknya akan segera mengumpulkan para RT/RW di tiap kelurahan l, untuk memaparkan strategi Pemkot Surabaya dalam percepatan kegiatan perekonomian.

“Sebenarnya PPKM kita sudah bisa melakukan sampai dengan 7,17 persen. Selanjutnya, kita akan memanggil mengumpulkan semua RT/RW bergantian per kelurahan. Kita akan sampaikan strategi dan paparan kita, karena pembangunan, penyelesaian permasalahan kemiskinan dan pengangguran itu juga bergantung peran serta masyarakat,” pungkasnya. (lam)

Next Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement

Visual Radio

Add New Playlist