Komunitas Fotografi Bonek: Kami ingin hapus stigma negatif Bonek

Surabaya, MercuryFM – Kelompok suporter klub sepak bola Persebaya Surabaya atau yang populer disebut “Bonek” (Bondo Nekad), kini memiliki komunitas yang mewadahi anggotanya yang hobi fotografi. Namanya adalah “Komunitas Fotografi Bonek”. Komunitas ini didirikan, karena ingin menghapus stigma negatif yang selama ini melekat pada diri Bonek.

Salah satu koordinator Komunitas Fotografi Bonek, Dimas Garis Biru atau yang biasa dipanggil Dimas mengatakan, komunitas ini berdiri, karena adanya keresahan yang sama tentang stigma bahwa Bonek selalu dianggap biang kerusuhan, brutal dan nekat . Untuk mengubah imej negatif itu, akhirnya didirikanlah komunitas ini pada tanggal 25 Juli 2017.

“Awal komunitas ini berdiri, karena banyak masyarakat beranggapan kalau ingin menjadi anggota Bonek harus bondo nekat, ang selalu diartikan dengan sesuatu yang negatif dan brutal. Padahal arti nekat yang sesungguhnya adalah berani yang tidak ngawur dan tatag. Stigma negatif yang sudah terlanjur melekat pada Bonek, memunculkan keresahan di antara personel Bonek itu sendiri dan sering menjadi bahan diskusi melalui media sosial. Akhirnya,untuk menghilangkan stigma negatif dan ingin menunjukkan pada masyarakat, kalau Bonek juga memiliki sisi positif akhirnya diputuskan untuk kopi darat . Dari sini muncullah ide, membentuk Komunitas Fotografi Bonek,” ujar Dimas, saat hadir di acara talkshow Rumah Komunitas, di studio 96FM Mercury Surabaya, Kamis sore (17/3/2022).

Saat ini jumlah anggota Komunitas Fotografi Bonek sudah mencapai 30 orang. Menurut Dimas, syarat khusus agar bisa menjadi anggota komunitas adalah, harus punya “satu nyali wani”, sehingga tidak wajib memiliki kamera profesional, menggunakan camera handphone pun bisa. Tapi tujuan utama dari visi dan misi dari komunitas ini adalah, ingin memotret dan mengabarkan kepada masyarakat umum, kalau bonek memiliki sisi positif. Bonek mampu menghasilkan sebuah karya.

“Misi utama komunitas adalah, mengabadikan kegiatan Bonek yang positif. Para anggota komunitas harus bisa menangkap momen-momen positif yang dilakukan para Bonek. Sehingga sisi positif dari Bonek bisa tersampaikan ke masyarakat. Setelah misi itu tertangkap, barulah menginjak tentang kualitas. Bagaimana menghasilkan foto yang sesuai dengan etika dan estetika. Ujungnya ke foto ala jurnalistik. Melalui foto, Komunitas Fotografi Bonek tidak menginformasikan yang negatif,” jelas Dimas.

Tentang stigma negatif yang terlanjur melekat pada Bonek, apakah ada kesulitan saat ingin mengubah, intinya tidak ada kesulitan. Menurut Dimas, ini merupakan kerja bersama dan Bonek harus melakukan aksi yang positif. Kalau Bonek berani melakukan “satu nyali” positif, outputnya pasti positif.

“Ke depannya, Komunitas Fotografi Bonek masih ingin mewujudkan photobook. Sehingga anggota Komunitas Fotografi Bonek yang ada di luar Surabaya merasa ikut memiliki. Komunitas ini juga ingin mengejar dan merambah media yang lain dan akan memperbanyak konten-konten. Bahkan saya ingin mewujudkan, ketika mengetik kata “bonek” di mesin pencari, nantinya yang ke luar adalah Bonek dengan segsls kegiatan positifnya. Bagaimana caranya, teman-teman Bonek harus meninggalkan jejak digital yang positif,” tutup Dimas. (yys)

Next Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement

ADVERTISEMENT

Visual Radio

Add New Playlist