Surabaya, MercuryFM – Semua orang khawatir dengan COVID-19, termasuk COVID varian Omicron. Tak jarang orang tua khawatir memikirkan kesehatan anak-anak mereka. Para ahli mengatakan, sejak awal pandemi sebagian besar kasus COVID-19 pada kalangan anak-anak umumnya tidak bergejala atau bergejala ringan. Namun saat gelombang Corona virus kedua tingkat infeksi COVID-19 pada anak-anak sangat tinggi. Mengingat tingginya penyebaran COVID-19 varian Omicron pada anak-anak, apa yang sebaiknya dilakukan para orang tua?
Mewaspadai Omicron Pada Anak, menjadi judul talkshow Rumah Sehat Surabaya di program Lintas Kota 96FM Mercury Surabaya bekerja sama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Kota Surabaya, pada Rabu (2/2/2022).
Narasumber dr. Rika Hapsari Sp.A., M.Ked.Klin., mengatakan, kekhawatiran banyak orang tua akan putra-putrinya terpapar COVID varian Omicron adalah hal yang wajar, apalagi saat ini, pemerintah sudah memberlakukan pengajaran tatap muka (PTM) di sekolah-sekolah.
“Satu minggu terakhir ini dari data yang ditemukan Ikatan Dokter Anak Indonesia di wilayah IDAI Jatim mencatat ada 16 kasus pasien pada anak. Itu yang terdeteksi. Dengan PTM ini kita juga sudah mengeluarkan rekomendasi pada sekolah, antara lain khusus guru dan staf sekolah harus 100 persen sudah divaksin. Dan untuk anak usia 12 hingga 18 tahun boleh 100 persen PTM asalkan sudah divaksin 100 persen (vaksin) satu dan dua. Kemudian pada anak usia 5 sampai 12 disarankan untuk hybrid, jadi 50 persen luring, 50 persen daring, dan kalau bisa lagi 50 persen yang luring itu kalau bisa outdoor. Jadi harus benar-benar memperhatikan ventilasi di sekolah seperti apa,” tutur dokter Rika Hapsari kepada Yanti Lestary dan Ellen Pratiwi, presenter Rumah Sehat Surabaya, di studio MercuryFM.
Kemungkinan untuk bayi juga bisa tertular, dibenarkan oleh dokter yang berpraktik di RSIA Putri Surabaya ini.
“Tetap ada. Jadi dari data yang kami dapatkan, yang paling muda itu usia (anak/bayi) sembilan bulan. Untuk gejalanya sendiri hampir mirip ya dengan varian yang lain. Jadi biasanya ada demam, pilek, bersin dan biasanya yang paling yang kita amati untuk yang Omicron ini paling sering dengan gejala pencernaan. Seperti diare, muntah, bahkan nyeri perut. Ternyata kita skrining hasilnya positif (Omicron),” ungkap Rika.
Ketika dikonfirmasi bahwa varian Omicron tingkat keparahannya tidak seperti varian Delta, dokter Spesialis Anak ini juga mengakuinya. Dikatakan dia, tingkat keparahan Omicron memang tidak lebih parah dari dari varian Delta. Artinya tingkat kesembuhan dari paparan Omicron lebih tinggi dari varian COVID sebelum-sebelumnya.
“Tingkat kesembuhannya tinggi, gejalanya juga ringan, tapi penularannya mirip dengan Delta. Jadi tingkat penularannya, tinggi. Tetap kita tidak boleh menyepelekan, karena berakibat pada potensi lebih banyak lagi jumlah penderitanya,” tukas Rika.
Mengenai pasien anak-anak yang terpapar Omicron dengan komorbid (penyakit penyerta), sejauh pengamatannya, ada juga kasus komorbid Omicron pada anak yang antara lain dengan infeksi kronis, gangguan imun tubuh, ataupun dengan gangguan ginjal, gangguan kelainan darah, leukemi, dan lain-lain.
“Sangat rentan sekali nantinya menjadi gejala berat. Dan rata-rata angka kematian dari anak dengan penyakit COVID itu biasanya ya karena komorbid itu,” ungkap dokter Rika.
Di akhir perbincangan, dokter Rika mengingatkan dan merekomendasikan seperti halnya dokter-dokter lainnya, bahwa agar anak tetap sehat di masa pandemi adalah pemenuhan ASI dan nutrisi lainnya, terpantau terus tumbuh kembangnya, melengkapi imunisasinya, patuh kepada protokol kesehatan, serta mengurangi aktifitas yang tidak perlu di luar rumah, terutama bepergian jauh seperti liburan keluarga.
Perlu diketahui, program Rumah Sehat Surabaya, yang merupakan perbincangan untuk menambah wawasan masyarakat tentang kesehatan, menjadi program talkshow rutin di MercuryFM. Hadir di setiap Rabu, pukul 11.00-12.00 WIB, bersama dokter-dokter kompeten dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Kota Surabaya.
Selain disiarkan langsung di frekuensi 96FM Mercury Surabaya, program ini bisa didengarkan via streaming online di aplikasi OnEars. Interaksi dan konsultasi di program tersebut bisa via telepon 031-5620096, dan SMS Whatsapp 081 73000 96. (ron)