Surabaya, MercuryFM – Peluncuran “Saeba” sosok Elang Jawa sebagai maskot Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur ke-9 yang menandakan semangat, ketangguhan, dan ciri khas alam Pegunungan Bromo-Tengger-Semeru, mendapat apresiasi anggota Komisi E DPRD Jawa Timur, Puguh Wiji Pamungkas.
Puguh menilai, kehadiran maskot tersebut bukan hanya sebagai simbol semangat bertanding, tetapi juga sebagai sarana promosi identitas lokal dan pengungkit potensi ekonomi.
“Maskotnya kemarin sudah diluncurkan, namanya Saiba. Filosofinya dari Elang Jawa—hewan yang terbang tinggi dan punya kemampuan luar biasa. Ini simbol semangat dan keunggulan yang ingin ditonjolkan,” ujar Puguh pada mercuryfm.id, Jumat (09/05/25).
Menurut anggota DPRD Jatim yang berangkat dari Daerah Pemilihan (Dapil) Malang Raya, penunjukan Malang Raya, khususnya Kota Batu, sebagai tuan rumah Porprov IX, September 2025 depan, merupakan peluang strategis yang harus dimanfaatkan secara maksimal.
“Porprov kali ini akan diikuti oleh sekitar 19 ribu atlet dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur, belum termasuk pelatih, ofisial, dan keluarga yang mendampingi. Ini bukan jumlah kecil. Jika event ini dikelola dengan baik, akan memberikan dampak ekonomi besar, terutama bagi pelaku UMKM, sektor kuliner, penginapan, dan transportasi lokal,” paparnya.
Sebagai informasi, Porprov IX akan mempertandingkan lebih dari 50 cabang olahraga, dan Kota Batu menjadi salah satu dari lima daerah tuan rumah bersama Kota Malang, Kabupaten Malang, Kota Pasuruan, dan Kabupaten Pasuruan.
Puguh menekankan pentingnya manajemen event yang terencana, terlebih di tengah kondisi efisiensi anggaran yang sedang dijalankan oleh pemerintah daerah.
“Kalau tidak dimanajemen dengan baik, ini akan jadi event yang sia-sia. Batu dan Malang adalah tempat menarik, potensi ekonomi dari event seperti ini harus benar-benar dimaksimalkan,” tegasnya.
Dirinya juga berharap penyelenggaraan Porprov kali ini bisa menjadi momen kebangkitan ekonomi daerah pascapandemi dan menjadi ajang sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat.
“Porprov tidak hanya soal prestasi, tapi juga momentum untuk memperkenalkan kekayaan budaya, pariwisata, dan produk lokal. Ini bisa jadi warisan positif jika semua elemen ikut bergerak,” pungkas pria asli Malang ini.(ari)