Sistem pengupahan pelatih ekskul sebaiknya ditata ulang

Surabaya, MercuryFM – Komisi D DPRD Kota Surabaya menggelar Rapat Dengar Pendapat bersama Dinas Pendidikan Kota Surabaya dan Komunitas Pelatih Ekstrakurikuler Surabaya (Koptras).

Anggota Komisi D DPRD Surabaya Ajeng Wira Wati, mendukung keselarasan dalam sistem pengupahan dan kesejahteraan para pelatih ekstrakurikuler di Surabaya.

“Kami mendukung adanya keselarasan, dengan minimal kesejahteraan mereka yang terjamin. Jangan sampai ada simpang siur yang membuat para pelatih ini khawatir mengenai pendapatan bulanan mereka.” ujarnya usai Rapat Dengar Pendapat pada Senin (03/04/2025).

Lebih lanjut Legislator Fraksi Gerindra tersebut menjelaskan, dengan standar pengupahan yang jelas, pendapatan pelatih ekstrakurikuler dipastikan tidak akan berkurang signifikan dari tahun sebelumnya.

“Pendapatan pelatih minimal dalam setahun harus tetap terjaga, dan ini harus didukung dengan peningkatan kompetensi dari para guru tersebut,” terangnya.

Ajeng menyebut para pelatih ekstrakuler saat ini menerima upah sebesar Rp150.000 tiap pertemuan mengajar. Mereka imemiliki kesempatan mengajar lebih dari satu sekolah, bahkan bisa mencapai hingga 10 sekolah.

“Dengan kondisi seperti ini, pendapatan mereka sudah melebihi UMR,” imbuhnya.

Ajeng juga mengatakan, Komisi D meminta Dispendik Kota Surabaya agar memberikan pendampingan dan pengawalan, untuk menata kembali sistem pengupahan pelatih ekstrakurikuler. Dengan harapan, untuk memastikan para guru tetap mendapatkan pendapatan yang stabil sepanjang tahun.

“Kami ingin agar para guru ini bisa mendapatkan pendapatan minimal selama 11 bulan dalam setahun,” ujar Ajeng.

Ajeng juga mengusulkan agar pelatih ekstrakurikuler diikutkan dalam program Balai Sinau, yang dapat memberikan ruang lebih luas bagi mereka untuk mengembangkan kemampuan mengajar dan menambah jam belajar siswa.

Selain itu, ia juga mengingatkan akan pentingnya peningkatan kompetensi bagi pelatih ekstrakurikuler. Mengingat bahwa kegiatan ekstrakurikuler berbasis keahlian, sehingga kedepannya harus ada standarisasi kompetensi sebagai pelatih ekstrakurikuler. Hal ini berguna memastikan kesejahteraan mereka benar-benar terjamin dan kualitas pembelajaran dapat terus meningkat.

“Ini juga akan membantu memastikan kesejahteraan mereka lebih terjamin ke depannya,” terangnya.

Ajeng berharap agar para pelatih ekstrakurikuler yang telah lama mengabdi di Surabaya mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah kota, serta dukungan yang memadai dalam menjalankan tugas mereka. (Lam) 

Next Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement

Visual Radio

Add New Playlist