Surabaya, MercuryFM- Masih minimnya pemasukan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) menjadi sorotan Wakil Ketua DPRD Jatim Blegur Prijanggono.
Dengan kondisi semcam itu, Blegur meminta pentingnya melakukan evaluasi menyeluruh terhadap Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur belum optimal dalam memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“BUMD seharusnya berfokus pada pencarian profit sebagai sumber PAD, dan kerugian yang dialami harus segera dievaluasi,” ujarnya, Selasa (28/01/25).
“Akad di BUMD ini mencari profit untuk menambah PAD. Jika akadnya merugi, maka perlu evaluasi,” lanjutnya.
Bendahara DPD Golkar Jawa Timur ini menjelaskan lebih lanjut bahwa langkah-langkah drastis perlu dipertimbangkan jika kerugian yang dialami BUMD sangat besar, termasuk kemungkinan penutupan.
“Namun, jika kerugian disebabkan oleh masalah manajemen, perbaikan sistem dan pergantian manajer menjadi solusi yang lebih tepat,” ucapnya.
Blegur memberi contoh kinerja BUMD Perusahaan Daerah Air Bersih (PDAB) Provinsi Jawa Timur. Dirinya menekankan pentingnya semangat mencari profit bagi manajemen PDAB untuk memutar modal dari Pemprov Jatim dan menghasilkan PAD.
“Kalau ada tambahan anggaran, progresnya harus bagus dulu,” ujarnya.
Meskipun demikian, ia menegaskan bahwa masalah manajemen merupakan prioritas utama.
“Jika masalahnya ada pada manajemen, maka soal modal menjadi tidak signifikan,” tegasnya.
Anggota DPRD Jatim dari Daerah Pemilihan Surabaya ini mengungkapkan bahwa banyak fraksi di DPRD yang menyoroti kinerja BUMD yang belum optimal.
Oleh karena itu, dirinya mendesak Pemprov Jatim untuk melakukan kajian ulang terhadap BUMD yang kinerjanya kurang maksimal.
“Komisi C akan mengundang BUMD yang kinerjanya kurang optimal, memberikan catatan, dan referensi. Saat ini kita sudah kehilangan pendapatan daerah, jadi perlu mencari solusi dari sisi lain,” tegasnya.
Blegur juga mengingatkan arahan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) yang sejalan dengan penekanan Presiden Joko Widodo saat itu tentang pentingnya efisiensi dan optimalisasi BUMD.
“BUMD yang kinerjanya kurang optimal harus diefisienkan agar biaya operasional dapat lebih dipermudah dan dimaksimalkan,” pungkasnya. (ari)