BULOG Butuh Rp57 Triliun untuk Serap Beras Petani, Ajukan 10% Pembiayaan dari APBN

Jakarta, MercuryFM – Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmennya untuk mengakhiri impor beras pada 2025 mendatang. Sebagai langkah konkret, Perum BULOG ditugaskan untuk mengelola stok beras yang mayoritas berasal dari pembelian gabah dan beras petani, dengan kebutuhan anggaran yang diperkirakan mencapai lebih dari Rp57 triliun.

Direktur Keuangan Perum BULOG, Iryanto Hutagaol, menjelaskan bahwa saat ini BULOG telah memiliki stok beras sebesar 1,7 juta ton. Dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) untuk 2025, BULOG menargetkan penyerapan beras sebanyak 2 juta ton. Namun, pemerintah memutuskan untuk menambah target pengadaan beras menjadi 3 juta ton, sehingga total pengelolaan beras oleh BULOG pada tahun 2025 diperkirakan mencapai 4,7 juta ton.

“Kami sudah memiliki stok di gudang sekitar 1,7 juta ton, dan rencananya akan menyerap 2 juta ton. Dengan permintaan tambahan, kami harus mengelola 4,7 juta ton beras,” kata Riyanto dikutip dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (24/1/2025).

Berdasarkan estimasi harga rata-rata Rp12.000 per kilogram beras, total dana yang dibutuhkan untuk pengadaan beras tersebut mencapai Rp57 triliun. Untuk itu, BULOG mengajukan sekitar 10% dari total biaya tersebut sebagai bantuan operasional yang akan dipenuhi melalui anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).

“Kami sedang berdiskusi dengan pemerintah untuk mendapatkan dukungan pendanaan yang lebih terstruktur melalui APBN, mengingat dana yang kami miliki tidak sebesar perusahaan besar lainnya,” tambah Iryanto.

Lebih lanjut, Iryanto menjelaskan bahwa BULOG memiliki sistem pengelolaan keuangan yang melibatkan pembelian beras dari petani, penyimpanan, perbaikan kualitas, hingga distribusi kepada masyarakat. Pendapatan BULOG kembali terpulihkan ketika pemerintah membeli beras yang disalurkan.

Sementara itu, Direktur Utama BULOG Wahyu Suparyono menyebutkan bahwa untuk menyerap 3 juta ton beras pada 2024, BULOG harus meminjam dana dari bank dan menanggung beban bunga pinjaman yang diperkirakan mencapai Rp2,5 triliun. “Pembiayaan melalui pinjaman bank memang menyertakan bunga, namun kami tetap optimistis dapat menyelesaikan tugas ini dengan dukungan pemerintah,” kata Wahyu.

Ke depan, BULOG berharap mendapatkan pendanaan yang lebih efisien dan terstruktur untuk memastikan keberlanjutan operasi dan stabilitas pangan nasional.(dan)

Next Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement

Visual Radio

Add New Playlist