Jakarta, MercuryFM – PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) mencatat sejarah baru sebagai perusahaan bahan bangunan pertama di Indonesia yang meraih validasi dari Science-Based Target initiatives (SBTi), lembaga internasional yang mengukur target penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) berbasis ilmu pengetahuan. Validasi ini menunjukkan kesesuaian target jangka pendek SIG dengan upaya global untuk membatasi pemanasan bumi hingga 1,5°C sesuai Perjanjian Paris tentang Perubahan Iklim.
Pencapaian ini hadir di tengah program 100 Hari Kerja Presiden Prabowo Subianto, yang selaras dengan arahan Menteri BUMN Erick Thohir untuk mengintegrasikan aspek keberlanjutan dalam transformasi BUMN melalui program Asta Cita. “Saya berharap BUMN terus menjalankan transformasi energi dan mengurangi emisi karbon demi keberlanjutan lingkungan,” ujar Erick Thohir, dikutip dalam pernyataan tertulisnya, Rabu (22/1/2025).
Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni, menegaskan komitmen perusahaan dalam menghadapi tantangan pemanasan global. “SIG bangga menjadi yang pertama di industri bahan bangunan Indonesia dengan validasi SBTi. Ini adalah bukti komitmen kami dalam menurunkan emisi GRK melalui langkah-langkah strategis yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah,” jelasnya.
SIG berupaya menurunkan emisi GRK melalui beberapa inisiatif, di antaranya:
• Penggunaan Bahan Bakar Alternatif: Mengolah limbah pertanian, industri, hingga sampah kota menjadi bahan bakar rendah emisi seperti refuse-derived fuel (RDF) dan biomassa. Langkah ini juga membantu mengatasi masalah lingkungan seperti bau tak sedap, penyakit, serta emisi gas metana dari limbah yang tidak terkelola.
• Digitalisasi Proses Produksi: Implementasi teknologi seperti machine learning, big data, dan artificial intelligence (AI) di pabrik untuk mengoptimalkan efisiensi energi dan produktivitas.
• Pengembangan Energi Terbarukan: Penggunaan panel surya di unit operasional serta teknologi Waste Heat Recovery Power Generation (WHRPG) untuk memanfaatkan gas panas buang dari produksi semen.
SIG mencatat peningkatan thermal substitution rate (TSR) domestik menjadi 7,56% pada 2024, naik dari 7,27% pada 2023. Total penggunaan bahan bakar alternatif pada 2024 mencapai 550 ribu ton, meliputi 314 ribu ton biomassa, 206 ribu ton non-biomassa, dan 30 ribu ton RDF.
“SIG terus berkomitmen memimpin industri bahan bangunan dalam menjalankan prinsip pembangunan berkelanjutan, sekaligus mendukung perbaikan sosial untuk generasi saat ini dan masa depan,” tambah Vita Mahreyni.
Dengan validasi SBTi ini, SIG memperkuat posisinya sebagai pelopor dekarbonisasi di Indonesia, sekaligus membuktikan bahwa transformasi bisnis yang berkelanjutan dapat berjalan selaras dengan pencapaian target operasional dan lingkungan.(dan)