Surabaya, MercuryFM – Penanganan Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) di Jatim oleh pihak-pihak terkait yang menunjukkan kinerja maksimal, mendapat apresiasi Gubernur Jawa Timur terpilih Khofifah Indar Parawansa. Khofifah menyampaikan apresiasi atas kerja keras pihak-pihak terkait memaksimalkan upaya penanganannya yang dilakukan, baik pemerintah, tenaga kesehatan hewan (dokter hewan), peternak.
Langkah-langkah baik pencegahan maupun penanganan PMK seperti vaksinasi massal, pengawasan distribusi hewan ternak, dan karantina di daerah terdampak, dinilai Khofifah sangat penting apalagi menjelang Bulan Suci Ramadhan.
“Kurang lebih 1,5 bulan lagi kita akan memasuki Bulan Suci Ramadhan. Kami mohon pencegahan maupun penanganan penyakit PMK ini terus dimaksimalkan. InsyaAllah stok hewan ternak jelang Ramadhan di Jatim aman dan mampu menjadi penyangga kebutuhan daerah lain,” ujar Khofifah di Surabaya, Sabtu (18/01/25).
Menurut Khofifah, berbagai upaya tersebut juga penting dilakukan karena Jatim sebagai salah satu lumbung pangan atau sentra peternakan utama di Indonesia. Jatim juga memiliki peran strategis dalam menyediakan pasokan daging nasional, sehingga penanganan wabah ini menjadi prioritas utama.
Tidak hanya itu lanjut Khofifah peningkatan kerja sama antara pemerintah, peternak, dan komunitas lokal sangat penting untuk mempercepat cakupan vaksinasi. Termasuk langkah-langkah pendukung seperti pengawasan lalu lintas hewan ternak, dan edukasi peternak juga terus dilakukan.
“Dengan langkah-langkah yang optimal, diharapkan wabah PMK dapat terkendali, sehingga keberlanjutan produksi ternak dan kebutuhan pangan masyarakat, terutama menjelang Ramadan, dapat terjamin,” jelasnya.
Seperti diketahui, Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak khususnya sapi di Jatim terus ditangani secara maksimal sampai saat ini.
Sebagai informasi, total sapi potong dan sapi perah di Jatim sebanyak 3,3 juta ekor (data sensus pertanian BPS RI 2023). yang terlaporkan terserang PMK periode 1 Desember 2024 s/d 17 Januari 2025 sebanyak 15.858 ekor (0.4 % dari total populasi sapi jatim)
Setelah dilakukan pengobatan dari total yang sakit telah sembuh 4.447 ekor (28%) sedangkan 10.239 ekor masih sakit dan dalam proses penyembuhan (65%), selanjutnya terdapat 829 ekor mati (5,2%) dan terdapat 343 ekor potong bersyarat (2,2%).(ari)