Surabaya, MercuryFM – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Surabaya yang berlangsung sejak 13 Januari 2025, berdampak pada sepinya kantin sekolah, yang penjualnya merupakan para pelaku UMKM. Apalagi pembagian MBG kepada siswa, dilakukan saat jam istirahat sekolah.
“Kondisi ini dikeluhkan para pedagang di kantin sekolah, karena jualannya sepi pembeli. Padahal jualan tersebut merupakan mata pencaharian mereka. Yang pembelinya hanya siswa sekolah itu,” ujar Anggota Komisi B DPRD Surabaya Budi Leksono, pada Jumat (16/02/2025).
Karenanya, legislator dari PDIP yang akrab disapa Bulek tersebut mendorong, supaya penyediaan MBG melibatkan UMKM di kantin sekolah.
“Seharusnya UMKM yang ada dikantin sekolah itu dilibatkan. Karena selama ini makanan UMKM di kantin sekolah setiap hari dikonsumsi para siswa. Yang artinya makanan mereka ini layak gizi,” jelas Ketua Fraksi PDIP-PAN tersebut.
Bulek yakin, kalau UMKM dikantin sekolah bisa mengerjakan, ketika dilibatkan sebagai penyedia MBG.
“Teknisnya silahkan diatur bagaimana baiknya. Sedangkan makanan yang dikonsumsi bisa disesuaikan dengan standart pengawasan MBG. Seperti menu yang harus seragam, begitu pula dengan jumlah porsinya,” imbuhnya.
Bulek mengingatkan, bahwa program MBG yang berjalan saat ini, diantaranya bertujuan untuk pemberdayaan UMKM.
“Jangan sampai UMKM atau pedagang kecil yang berjualan di kantin sekolah mati. Karena penyedia MBG justru melibatkan usaha catering besar. Sebenarnya program MBG ini kan sasarannya juga untuk mengangkat perekonomian lewat pemberdayaan UMKM,” terangnya.
“Pelaksana MBG semestinya mendengar keluhan masyarakat. Diantaranya para pelaku UMKM di kantin sekolah. Saya berharap nanti akan ada evaluasi,” pungkasnya.(Lam)