Surabaya, MercuryFM – Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Surabaya, H. M. Ali Affandi LNM, mengapresiasi ketangguhan pelaku usaha, khususnya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kota Pahlawan sepanjang tahun 2024. Menyambut 2025, ia menegaskan pentingnya kolaborasi, digitalisasi, dan penerapan ekonomi hijau untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
“Saya mengucapkan terima kasih atas kerja keras dan inovasi yang terus dilakukan. Semangat ini menjadikan Surabaya sebagai pusat pertumbuhan ekonomi terdepan yang siap menghadapi tantangan global,” ujar Ali Affandi, yang akrab disapa Mas Andi, di Surabaya, Sabtu (28/12/2024).
Mas Andi mengungkapkan bahwa Kadin Surabaya telah menginisiasi berbagai program sepanjang 2024, seperti pelatihan literasi digital, kemitraan dengan institusi keuangan, dan pendampingan ekspor melalui Surabaya Export Hub. Hasilnya, banyak UMKM di Surabaya yang kini lebih adaptif terhadap teknologi, berdaya saing, dan mampu menembus pasar internasional.
“Pada 2025, kami akan memperluas program digitalisasi UMKM agar mereka tidak hanya eksis di platform daring, tetapi juga mampu mengoptimalkan manajemen bisnis, keuangan, dan pemasaran. Dengan ini, UMKM diharapkan mampu mendukung pertumbuhan konsumsi lokal sekaligus menjangkau pasar global,” tegasnya.
Kadin Surabaya juga akan terus menjalin kolaborasi erat dengan pemerintah kota, perguruan tinggi, dan lembaga keuangan untuk memperkuat ekosistem pendanaan dan mencetak sumber daya manusia yang inovatif.
Sejalan dengan tren global, Kadin Surabaya mendorong penerapan prinsip ekonomi hijau (green economy) dan tata kelola perusahaan yang baik (ESG dan GCG). Menurut Mas Andi, konsep ini tidak hanya menarik minat investor, tetapi juga mampu menekan biaya produksi jangka panjang dan meningkatkan reputasi industri lokal.
“Kami juga melihat potensi besar dalam kawasan kota lama. Dengan revitalisasi berbasis teknologi hijau dan ekonomi kreatif, kawasan ini dapat menjadi destinasi bisnis dan wisata yang menawarkan peluang baru di sektor properti, kuliner, hingga seni budaya,” ujarnya.
Kadin Surabaya berkomitmen melibatkan berbagai pihak, seperti pelaku properti, komunitas seni, dan lembaga riset, dalam perencanaan tata ruang dan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.
Mas Andi juga menyoroti pentingnya memperkuat sinergi dengan negara-negara Asia Tenggara melalui forum bisnis dan misi dagang. Wilayah ini, menurutnya, memiliki potensi pasar yang besar untuk UMKM Surabaya.
“Melalui Surabaya Export Hub, kami akan membantu UMKM dari sisi sertifikasi hingga business matching dengan mitra dagang luar negeri. Dengan strategi ini, Surabaya dapat menjadi gerbang utama ekspor sektor manufaktur, kuliner, fesyen, dan logistik,” jelasnya.
Mas Andi menegaskan, upaya Kadin Surabaya pada 2025 akan difokuskan pada peningkatan daya saing produk lokal, penguatan investasi di sektor riil, dan optimalisasi rantai pasok (supply chain). Hal ini diharapkan dapat meningkatkan konsumsi domestik dan regional, menciptakan lapangan kerja, serta menjaga stabilitas ekonomi kota.
“Semoga tahun 2025 membawa Surabaya menuju perkembangan yang lebih inklusif, berdaya saing tinggi, dan berkelanjutan, demi kesejahteraan bersama,” pungkasnya.(dan)