Jakarta, MercuryFM – PT Merdeka Battery Materials Tbk (IDX: MBMA) melaporkan kinerja keuangan yang mengesankan sepanjang Januari hingga September 2024. Pendapatan perusahaan tercatat mencapai USD 1,38 miliar, meningkat 58% secara tahunan (year-on-year), sementara laba bersih melonjak 124% menjadi USD 60 juta.
Kinerja cemerlang ini didukung oleh peningkatan produksi nikel limonit dari tambang PT Sulawesi Cahaya Mineral (PT SCM) dan keberhasilan operasional pabrik nickel pig iron (NPI) serta high-grade nickel matte (HGNM). EBITDA perusahaan juga mengalami pertumbuhan 78% secara tahunan, mencapai USD 114 juta.
Corporate Secretary MBMA, Deny Greviartana Wijaya, mengungkapkan bahwa tambang SCM mencatat produksi limonit sebesar 6,7 juta wet metric tonnes (WMT) pada sembilan bulan pertama 2024, meningkat 176% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Produksi saprolit juga naik 113% menjadi 1,9 juta WMT.
Smelter RKEF menghasilkan 63.338 ton nikel dalam bentuk NPI, sementara pabrik nickel matte memproduksi 38.422 ton nikel dalam HGNM. Peningkatan efisiensi juga menjadi faktor utama. Misalnya, biaya produksi (cash cost) tambang SCM berhasil ditekan dari USD 7 per WMT pada kuartal II menjadi USD 6 per WMT pada kuartal III 2024.
“Penurunan cash cost ini didukung oleh mobilisasi kontraktor tambang baru. Kami optimistis cash cost dapat terus ditekan seiring dengan peningkatan volume produksi dan optimalisasi infrastruktur,” jelas Deny.
MBMA terus mempercepat penyelesaian proyek-proyek strategis, seperti pembangunan haul road baru dari tambang SCM ke Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) yang akan mengurangi biaya transportasi dan mendukung operasi pabrik High Pressure Acid Leach (HPAL).
Perusahaan juga sedang menjalani commissioning dua pabrik HPAL di IMIP dengan kapasitas produksi masing-masing 30.000 ton dan 25.000 ton per tahun. Kedua pabrik ini diharapkan mulai berproduksi penuh pada 2025.
Di sisi lain, proyek Acid, Iron, Metals (AIM) mencatat hasil positif dengan produksi 77.555 ton asam sulfat dari Train 1, sementara Train 2 memulai operasional pada September 2024. Pembangunan pabrik katoda tembaga juga memasuki tahap akhir dan dijadwalkan memasuki fase commissioning pada kuartal IV/2024.
MBMA optimistis mencapai target penjualan 4–5 juta WMT saprolit dan 9,5–10,5 juta WMT limonit pada 2024. Produksi smelter RKEF ditargetkan antara 80.000 hingga 85.000 ton nikel dalam NPI, sedangkan produksi nickel matte diproyeksikan mencapai 50.000 hingga 55.000 ton.
“Landasan yang kuat telah kami bangun untuk pertumbuhan volume produksi yang signifikan pada 2025. Dengan strategi efisiensi, optimalisasi, dan kemitraan strategis, MBMA siap menjadi pemimpin dalam transformasi energi global,” tutup Deny.(dan)