Surabaya, MercuryFM – Guna mengejar target penanganan berbagai penyakit prioritas di wilayah Jatim untuk periode mendatang, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur (Jatim) menggelar rapat koordinasi kesehatan (Rakorkesda) di Surabaya pada Kamis, 8 Agustus 2024.
Beberapa isu kesehatan utama yang dibahas dalam rapat tersebut meliputi Universal Health Coverage (UHC), penanganan stunting, dan penanggulangan penyakit TBC.
Penjabat (Pj) Gubernur Jatim, Adhy Karyono, mengatakan bahwa masih banyak isu kesehatan di Jatim yang perlu mendapatkan perhatian serius. Salah satunya adalah penyakit TBC, di mana Jawa Timur menempati urutan kedua secara nasional dengan kontribusi 11 persen dari total kasus di Indonesia.
“Kita masih berada di posisi kedua dengan 11 persen dari total penderita TBC nasional berada di Jatim. Berbagai upaya telah dilakukan, dan insyaallah akan kita masifkan lagi,” kata Adhy Karyono ditemui disela-sela rapat koordinasi di Hotel Novotel Samator, Kamis (8/8/2024).
Selain TBC, isu stunting juga menjadi prioritas utama bagi Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Adhy menargetkan penurunan angka stunting menjadi 14 persen pada akhir tahun 2024. Saat ini, angka stunting di Jawa Timur tercatat sebesar 17,7 persen.
“Peningkatan gizi dan penurunan stunting merupakan bagian dari upaya nasional untuk mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul pada tahun 2045 mendatang,” tambah Adhy.
Di samping fokus pada penanganan penyakit, Pemprov Jatim melalui Dinas Kesehatan juga mulai melakukan perbaikan di sektor pelayanan kesehatan dengan menerapkan Panduan Praktik Klinis (PPK). Langkah ini diambil untuk mengatasi penumpukan pasien di RSUD dr Soetomo Surabaya dan RSUD Saiful Anwar Malang.
“Persoalan rujukan yang selama ini menyebabkan antrian panjang di rumah sakit akan ditangani melalui penerapan PPK. Rujukan nantinya tidak lagi hanya berdasarkan biaya, tetapi juga mempertimbangkan jenis penyakit klinis,” jelas Adhy.(dan)