Surabaya, MercuryFM – Penghuni perumahan Royal Residence di Wiyung, Surabaya, mengeluhkan langkah pengelola yang memangkas jumlah personel sekuriti hingga 40 persen. Pengurangan ini telah berlangsung selama satu bulan terakhir, dan membuat warga merasa keamanan serta kenyamanan mereka terancam.
Koordinator warga perumahan Royal Residence, David Khoe, menyatakan bahwa warga telah mengirimkan surat resmi kepada pihak pengelola untuk meminta penjelasan terkait pengurangan sekuriti tersebut. Namun, hingga dua kali surat dilayangkan, pengelola tidak memberikan respons.
“Pengurangan sekuriti secara sepihak ini membuat warga merasa keamanan dan kenyamanannya terganggu,” ungkap David pada Kamis (1/8/2024) malam.
David bersama penghuni lainnya mendesak pengelola untuk segera mengembalikan jumlah sekuriti seperti semula. Mereka juga meminta agar kebijakan-kebijakan pengelola dievaluasi kembali secara menyeluruh.
“Kami meminta agar kebijakan-kebijakan (pengelola) dievaluasi kembali,” tegas David. Selama ini, warga Royal Residence selalu memenuhi kewajiban mereka dengan membayar iuran keamanan setiap bulan. Iuran tersebut dibedakan menjadi dua kategori, yakni Rp.442 ribu untuk warga di dalam klaster dan Rp.606 ribu untuk warga di luar klaster.
David mengakui pihaknya juga sudah mengirimkan surat ke pihak-pihak terkait. Mulai dari Wali Kota Surabaya, Kelurahan Lakarsantri, Kelurahan Sumur Welut serta Koramil Lakarsantri.
“Mudah-mudahan dengan adanya tanggapan dari surat kami, pengelola menyadari bahwa langkah yang mereka ambil ini kurang tepat,” harapnya.
Selain itu, David menambahkan pihak penghuni Royal Residence juga meminta pihak pengembang menepati janji untuk segera membangun fasum, salah satunya Gedung pertemuan untuk warga.
“Kami juga menunggu itikad baik dari pengembang untuk memenuhi keinginan wanit warga ini yang sudah dari beberapa tahun lalu menanyakan keberadaan fasum, minimal gedung pertemuan yang sampai saat ini pun, tidak ada di komplek perumahan kami,” tandas David. (dan)
