Surabaya,MercuryFM – Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2024 yang mengambil tema “Anak Terlindungi Indonesia Maju” disikapi Bakal Calon Bupati (Bacabu) Jember M. Fawait dengan kesiapannya untuk mewujudkan generasi emas di Kabupaten Jember dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.
M. Fawait mengakui Kabupaten Jember merupakan salah satu daerah di Jatim yang memiliki jumlah penduduk terbesar. Di sisi lain, Indonesia akan mengalami bonus demografi, dimana jumlah penduduk usia produktif akan mendominasi yang puncaknya diperkirakan pada 2045 mendatang.
“Bonus demografi jangan sampai menjadi bencana demografi. Oleh karena itu harus kita siapkan mulai saat ini,” tegas Muhammad Fawait.
Diakui Gus Fawait sapaan akrab M. Fawait, kondisi Jember hari ini masih tidak baik-baik saja karena angka kemiskinan di Jember masih tertinggi kedua di Jatim sehingga memicu persoalan yang lain. Seperti, anak putus sekolah, stunting maupun pengangguran.
“Akibat kemiskinan itu menyebabkan banyak anak putus sekolah. Ada 6600 lebih anak yang putus sekolah baik di level SD, SMP, dan SMA.Tentu ini angka yang sangat besar. Ini ironis karena Jember adalah salah satu kabupaten tujuan pendidikan, tetapi anak-anak Jember angka putus sekolah nya masih sangat tinggi,” ungkap politikus asli Jember ini.
Persoalan tersebut jika dibiarkan dan tidak segera dicarikan solusi, lanjut Ketua Fraksi Gerindra DPRD Jatim, maka akan menjadi beban bonus demografi bahkan bisa menjadi bencana demografi dalam jangka panjang.
“Makanya ke depan jika saya diberi amanah memimpin Kabupaten Jember, kemiskinan ini wajib diatasi,” tegasnya.
Pria yang juga Presiden Laskar Sholawat Nusantara (LSN) juga mengatakan kalau memang ada masyarakat miskin yang punya anak, maka pemerintah harus hadir untuk memastikan bagaimana anak orang miskin bisa sekolah, serta merangkul sekolah maupun pesantren dengan baik.
“Ke depan, kami akan memperhatikan betul anak-anak orang tidak mampu dan kami akan bekerjasama dengan semua pihak, termasuk dengan pesantren, agar bagaimana angka putus sekolah tidak tidak semakin banyak,” harapnya.
Bahkan kalau bisa, kata Gus Fawait mereka yang putus sekolah juga harus ada langkah-langkah taktis dari pemerintah.
“Apakah itu akan kita ikutkan pakai C atau bagaimana nantinya kita ikutkan pelatihan dan sebagainya akan dirumuskan kedepan,” jelasnya.
Kemiskinan di Jember juga mengorbankan banyak anak balita. Pasalnya Kabupaten Jember angka stuntingnya sangat tinggi di Provinsi Jatim.
“Stunting mungkin tidak bisa disembuhkan tapi mungkin stunting bisa diminimalisir. Dan yang paling efektif adalah dilakukan pencegahan,” beber Gus Fawait.
“Stunting utamanya karena kemiskinan. Ke depan ketika kemiskinan kita atasi, maka saya yakin angka sunting juga InsyaAllah akan bisa tertekan di Kabupaten Jember,” lanjut mantan bendahara DPD Partai Gerindra Jatim ini. (ari)