Jakarta, MercuryFM – Bank Jatim sukses mencatatkan kinerja yang positif sepanjang Triwulan Pertama 2024. Hal ini tampak pada hasil Pemaparan Publik Bank Jatim yang diselenggarakan di Hotel Alila Jakarta, dihadiri oleh Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman, Direktur Mikro, Ritel, dan Menengah, R. Arief Wicaksono, Direktur IT & Digital, Zulhelfi Abidin, Direktur Keuangan, Treasury & Global Services Edi Masrianto, Direktur Manajemen Risiko Eko Susetyono, dan Direktur Operasi Bank Jatim Arif Suhirman, Senin (30/04/24) malam.
Dalam pemaparan tersebut, Pada triwulan 2024, asset BJTM tumbuh sebesar 4,37 persen (YoY) atau sebesar Rp 100,8 triliun dengan kontribusi dominan dari peningkatan asset produktif. Yaitu penyaluran kredit naik 18,76 persen (YoY), pengelolaan DPK meningkat 2,34 persen (YoY) dengan kontribusi terbesar berasal dari jenis tabungan yang tumbuh 13,06 persen (YoY), dan pengelolaan asset perseroan menghasilkan pendapatan bunga bersih yang tumbuh 6,44 persen (YoY).
”Pertumbuhan DPK terjadi karena adanya pencairan THR yang berimplikasi pada meningkatnya outstanding tabungan. Kemudian laba bersih selama 3 bulan diawal tahun 2024 berhasil tumbuh menjadi Rp 310 miliar,” ujar Dirut Bank Jatim Busrul Iman dalam pemaparannya.
Bank Jatim kata Busrul sukses mencetak kinerja yang sangat positif di berbagai lini. hal ini dikarenakan awal tahun 2024 manajemen Bank telah melakukan review atas beberapa hambatan sekaligus juga melanjutkan capaian selama 2023 kemarin.
“Kita melakukan akuisisi pada market bisnis yang lebih luas yaitu pada sektor riil/produktif terutama untuk bisnis kredit di segmen mikro, kecil & menengah. Kedua, penguatan captive market antara lain seperti pembiayaan proyek Pemerintah Daerah, pengadaan termasuk layanan transaksional antar BUMD, BLUD dibawah kendali Pemerintah Daerah serta penetrasi layanan digital yang sekaligus sebagai ikhtiar dalam meningkatkan CASA Ratio BJTM,” jelasnya.
“Kita juga lakukan penggalian potensi income melalui layanan non kredit, seperti peningkatan transaksi di bisnis tresuri dan layanan devisa serta fokus pada pertumbuhan bisnis secara unorganic melalui KUB dengan beberapa kandidat BPD,” lanjutnya.
Selain itu, Bank Jatim menurut Busrul juga menyediakan layanan transaksional dan penyediaan fasilitas kredit untuk mitra/ kontraktor Pemerintah Daerah dalam pengadaan kebutuhan rumah tangga.
”Penguatan Captive Market BJTM dalam kesatuan ekosistem yang resilient juga meliputi beberapa hal seperti Proyek Strategis Nasional di wilayah Jawa Timur, Pembangunan Infrastruktur yang merupakan domain dari Pemerintah Daerah, dan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) & Badan Hukum Milik Negara (Universitas) yang juga menjadi goals BJTM di tahun 2024,” paparnya.
Di sisi lain, kata Busrul keberadaan layanan brand digital JCONNECT. Dengan mengusung tagline #SEMUABISADIMANAAJA, juga cukup membantu pengembangam bisnis Bank Jatim.
“Pada triwulan I 2024, JConnect Mobile telah memiliki 677.362 user. Angka tersebut naik 25,77 persen (YoY). Sementara untuk nominal transaksinya tercatat sebesar Rp 4,9 triliun atau tumbuh 66,6 persen (YoY). Kemudian, JConnect QRIS kami juga sudah mencapai 151.404 user atau naik 113,74 persen (YoY) dengan nominal transaksi sebesar Rp 126,43 miliar atau meningkat 173,84 persen (YoY),” tutur Busrul,” urai Busrul.
Sementara itu, Direktur Operasi Bank Jatim Arief Suhirman menambahkan, Bank Jatim di triwulan I tahun 2024 mampu mencatatkan pertumbuhan kredit yang sangat baik yaitu sebesar 18,76 persen (YoY). Angka tersebut di atas pertumbuhan rata-rata nasional yang hanya sebesar 12,40 persen (YoY) dengan komposisi kredit konsumtif sebesar Rp 31,3 triliun atau meningkat 7,40 persen (YoY) dan kredit produktif sebesar Rp 25,6 triliun atau meningkat 36,34 persen (YoY).
“Kami akan terus menambah tenaga Account Officer untuk memperbesar pertumbuhan kredit pada sektor produktif. Sedangkan untuk kredit konsumtif yang menjadi captive market tetap akan dimaksimalkan melalui momentum penerimaan tenaga ASN dan P3K, momen libur Idul Fitri, serta peningkatan pertumbuhan kredit dari sektor properti untuk peningkatan penyaluran kredit konsumtif,” ungkapnya.
Adapun peningkatan sektor kredit produktif ditopang oleh tingginya pertumbuhan terutama dari segmen mikro yang melesat 36,63 persen (YoY), segmen ritel & menengah yang tumbuh sebesar 58,40 persen (YoY), dan segmen korporasi naik 17,97 persen (YoY). Peningkatan kredit yang telah dicapai bankjatim itu membuat rasio pembiayaan terhadap pengelolaan dana (LDR) perseroan semakin membaik. Rasio LDR pada tiga bulan pertama 2024 berada di angka 70 persen.
“Penyaluran kredit bankjatim juga diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman. Terlihat dari rasio Non Performing Loan (NPL) Gross bankjatim yang melandai. Yakni di angka 3,03 persen pada triwulan pertama 2023 menjadi 2,82 persen pada triwulan pertama 2024. Itu artinya kualitas kredit bankjatim semakin sehat dan menjadi tanda adanya recovery dari beberapa sektor ekonomi,” jelas Arief. (ari)