Tujuh Bukit Siapkan Tambang Bawah Tanah dengan 4 Studi Kelayakan

Banyuwangi, MercuryFM – Seiring kian menipisnya produksi emas dan perak di pertambangan terbuka yang dikelola PT Bumi Sukesindo, membuat perusahaan gerak cepat mencari cara alternatif lainnya. Dan nantinya Tambang Emas Tujuh Bukit Banyuwangi dipastikan akan menjadi tambang bawah tanah.

General Manager PT Bumi Suksesindo Roelly Franza mengatakan Tambang Tujuh Bukit ini memang cukup unik dibanding berbagai tambang besar yang ada di Indonesia. Jika sejumlah tambang lain terletak jauh dari lingkungan masyarakat, maka Tujuh Bukit sangat dekat dengan lingkungan masyarakat.

Untuk itu, pihaknya selalu mengedepankan aspek keterbukaan dan kemanfaatan bagi masyarakat dan lingkungan, termasuk dalam menyiapkan uji kelayakan dalam peralihan yang bakal dilakukan dari pertambangan terbuka menjadi pertambangan bahwa tanah.

“Ada empat uji kelayakan yang sedang kami lakukan. Pertama layak secara teknologi, kedua layak secara ekonomi, ketiga layak secara masyarkat dan ke-empat layak secara lingkungan. Ke-empat point’ tersebut harus terpenuhi semuanya, kalau ada satu point saja yang tidak terpenuhi maka uji kelayakan tidak akan diterima,” kata Roelly Franza, Minggu (3/3/2024).

Langkah dilakukan setelah korporasi menetapkan akan beralih menjadi pertambangan bawah tanah karena menipisnya produksi emas dan perak yang ada di atas tanah serta besarnya potensi tembaga yang ada di lapisan bawah tanah. Jika pada tahun 2017 silam pihaknya bisa mendapatkan 3-4 gram emas dari pengolahan 1 ton ore, maka saat ini rata-rata emas yang didapat dari 1 ton ore hanya mencapai 0,8 gram.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Heap Leach Operation Head PT Bumi Sukesindo Hariadhi Anjar Kusuma bahwa produksi emas di tambang di Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, itu makin menipis. Pada tahun ini, BSI memproyeksi produksi emas turun menjadi 121 ribu ounce dibanding tahun 2023 yang mencapai 129 ribu once. “Karena tambang dengan sistem open pit memang bakal makin susah semakin dalam lapisan tanah yang kami gali,” jelasnya.

Untuk solusi sementara, BSI akan menambah pad heap leach ke empat. Tapi, hakikatnya emasnya pasti makin jarang semakin dalam lapisannya. “Prediksi kami 2027 akan susah untuk menerapkan sistem open pit,'” tegasnya.

Karena itu, dia mengatakan masa transisi penting untung memperpanjang operasional tambang dengan 1.474 pekerja itu. Dalam rencana masa depannya, pihaknya harus mengubah sistem pertambangan menjadi bawah tanah. Dengan perubahan sistem tersebut, otomatis perusahaan bakal fokus untuk menambang tembaga. Emas dan perak hanya akan menjadi produk sampingan.

Dengan perubahan sistem, pihaknya optimistis bisa memperpanjang masa operasional tambang hingga 20-25 tahun lagi. Oleh karena itu korporasi tengah fokus mengurus uji kelayakan dan perijinan yang diperkirakan bakal memakan waktu sekitar 3 tahun. Secara paralel, mereka juga memulai konstruksi tabang bawah tanah pada 2025. Harapannya, sistem baru diimplementasikan tak lama setelah cadangan menurun.(Dan)

Next Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement

Visual Radio

Add New Playlist