Surabaya, MercuryFM – Praktik politik sudah selayaknya mengajar generasi muda tentang hospitalitas. Demikian ujar Ketua Relawan Prabowo Gibran (RPG) Dedy Mahendra, M.Bus., dalam acara Rapat Kerja dan Diskursus Etika Politik RPG di Resto Makan Time, Surabaya (3/12/2023). Politik bukan sekadar ajang meraih kekuasaan, tapi juga mendemonstrasikan keramahtamahan kepada sesama, secara khusus lawan politik, terang Dedy.
“Etika politik adalah sebuah landasaran praksis dalam meraih kekuasaan demi kesejahteraan masyarakat. Maka, dengan semangat etika politik yang terwujud-nyatakan dalam keramahtamahan atau hospitalitas akan lahir sikap positif dalam berpolitik,” imbuhnya. Ketika politik dijalankan dengan hospitalitas, para pihak yang terlibat dalam politik praktis akan lebih mungkin berpolitik secara elok dan indah, ini mendorong semangat positif dalam masyarakat, secara khusus generasi muda.
Menurut Dedy, akar dari politik hospitalitas adalah kerendah-hatian. Setiap pihak dalam politik praktis perlu merendahkan hati dalam menjalankan ikhtiar politiknya, sebab kerendah-hatian adalah salah satu dari nilai-nilai dasar spiritualitas, ujarnya. Ada tiga kunci politisi yang baik menurut Dedy, pertama-tama, kerendah-hatian, kemudian, kerendah-hatian, dan yang terakhir, kerendah-hatian. Politik yang didasari arogansi akan mencondongkan orang melakukan kampanye negatif dan bahkan “black campaign,” sementara kerendah-hatian akan mendorong seseorang berpolitik dengan martabat dan keramah-tahaman. “Sebab, tanpa kerendah-hatian, kita tidak dapat sungguh-sungguh memiliki kebajikan sebagai praktisi politik. Kerendah-hatian juga bisa dibilang sebagai ‘ibu’ dari semua kebajikan, karena ia melahirkan ketaatan, keramah-tamahan, kesabaran, kesederhanaan, kelemah-lembutan, hormat pada sesama dan Sang Khalik,” terang pria lulusan sekolah bisnis di Madrid, Spanyol itu
Etika Politik
Dalam Rapat Kerja dan Diskursus Etika Politik RPG yang dihadiri oleh Ketua Dewan Pembina RPG dr. Peter Manoppo, Sp.B., sebagai pembicara utama, Anggota Dewan Pembina RPG Sutjipto Joe Angga (Caleg DPRD Provinsi 2024 dari partai Gerindra), Vionica Jattu Antasari (Sekretaris RPG), dan banyak orang lainnya itu, Dedy menerangkan, etika politik yang juga dikenal sebagai moralitas politik adalah tindakan membuat penilaian moral tentang praktik politik. “Jadi, etika itulah yang melatar belakangi perilaku seseorang. Dalam politik, maka etika itu yang akan menjadi dasar rasional akan apa yang seharusnya dilakukan oleh praktisi politik,” tambahnya.
Etika tersebut menurut Dedy mencakup dua bidang, yang pertama adalah etika proses yang berhubungan dengan pejabat publik dan cara kerja mereka, yang kedua adalah etika kebijakan yang berkaitan dengan penilaian seputar kebijakan dan hukum. Pertanyaan utama dalam etika politik berkisar pada prinsip-prinsip dan nilai-nilai moral yang memandu tindakan dan keputusan individu, kelompok, dan institusi dalam ranah politik. “Hal ini melibatkan pertimbangan tentang apa yang secara moral benar atau salah dalam ranah politik, yang dalam konteks kampanye Pemilu 2024, apakah kita menggunakan metode kampanye secara baik atau justru negatif?” ujar Dedy.
Bagaimana seharusnya para pihak yang berkontesasi di Pemilu 2024 berkampanye di ranah publik, itu menjadi penting dalam menjawab tuntuan etika politik. “Jika ada pihak yang suka dengan metode menyerang pribadi-pribadi tertentu dalam masa kampanye ini, mari kita pikirkan lagi, apakah cara tersebut layak? Sebagai pendukung gerakan politik hospitalitas, saya menyarankan untuk berhenti menyerang pribadi, berhenti nyinyir, mari fokus pada keunggulan visi misi politik yang diusung,” kata Dedy.
Etika politik yang dikampanyekan RPG adalah etika kebajikan yang berfokus pada pengembangan sifat-sifat karakter yang baik pada diri politisi dan para pendukungnya. “Etika tersebut kami sebut sebagai politik hospitalitas, hal ini bisa melibatkan pengembangan kebajikan seperti kerendah-hatian, keadilan, kejujuran, dan integritas di antara para pemimpin politik dan warga negara,” pungkas Ketua RPG. (red)
