Surabaya, MercuryFM – Bank Jatim terus tunjukkan komitmen dalam ikut mendukung pengembangan eksporvdi Jatim. Ini tampak pada keikutan Bank Jatim dalam Gebyar Ekspor Jatim Berdaya 2023 yang diselenggarakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur di Graha Samudera Bumimoro Surabaya yang dihadiri Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Jajaran Direksi Bank Jatim diantaranya Direktur Utama Busrul Iman, Direktur Keuangan, Treasury & Global Services Edi Masrianto, Direktur Operasi Arif Suhirman, serta SEVP Korporasi, Sindikasi, dan Kelembagaan, Koerniawan Prijambodo, Rabu (22/11/23).
Dalam acara yang merupakan kegiatan Gebyar Ekspor Jatim Berdaya 2023 ini, Bank Jatim melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) terkait beberapa hal.
Yakni pengembangan komunitas ekspor, penjaminan kredit, dan program pembiayaan bersama (co-financing). Peresmian Desa Pendulum Devisa binaan Bank Jatim dari Probolinggo. IKM ekspor binaan Bank Jatim yang bernama CV Dua Putri Sholehah serta pemberian penghargaan dari Khofifah Indar Parawansa sebagai IKM Ekspor Produk Inovatif.
Direktur Utama (Dirut) Bank Jatim Busrul Iman menjelaskan, sebagai sapah satu barometer perekonomian nasional dengan kontribusi yang cukup besar yaitu 14,60% terhadap PDB Indonesia dan 25,56% terhadap PDRB Pulau Jawa, maka Jawa Timur menjadi sentra ekonomi terbesar kedua di tingkat nasional.
”Melihat fakta tersebut, Bank Jatim sebagai Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur mengemban tugas dan tanggung jawab moral untuk turut serta dalam pembangunan daerah Jawa Timur. Kami hadir untuk selalu mendukung program Pemprov Jawa Timur, termasuk pada pengembangan ekspor IKM/UKM Jawa Timur,” ujarnya.
Busrul mengatakan, bentuk program nyata Bank Jatim dalam mendukung ekspor IKM/UKM dari hulu hingga hilir salah satunya melalui Desa Pendulum Devisa dan J-Export and Trade Assistance/JXTA.
Wujud supportnya mulai dari segi pembiayaan, pendampingan dan asistensi, hingga membantu perluasan akses pasar IKM/UKM binaan melalui business matching.
“Potensi untuk menciptakan transaksi ekspor melalui eksportir-eksportir baru ataupun peningkatan portofolio dan ekspansi market bisa terbuka lebar,” ungkap Busrul.
”Tahun 2023 ini, Bank Jatim memulai komitmennya dengan 7 Desa Pendulum Devisa yang telah diresmikan oleh Ibu Gubernur Jawa Timur,” lanjutnya.
Desa Pendulum Devisa Bank Jatim Kata Busrul memiliki beberapa program. Antara lain penguatan internal legalitas perijinan IKM/UKM, pendampingan/penyusunan strategi, rencana ekspor, praktik bisnis & negosiasi, workshop, kurasi produk, hingga business matching.
Selain itu juga ada pembekalan/refreshment atas standar dan prosedur ekspor serta dukungan pembiayaan dari hulu sampai hilir.
”Tentu saja dalam menjalankan ini semua, kami bersinergi dengan banyak pihak. Seperti GPEI, Export Centre Surabaya, Bea Cukai, Atase Perdagangan, Diaspora luar negeri, potential buyer dari luar negeri, dan tidak menutup kemungkinan untuk sinergitas dengan instansi lain,” tegas Busrul.
Tahun ini, kata Busrul, Bank Jatim telah mengajak IKM/UKM binaannya untuk turut serta dalam pameran trade terbesar di Indonesia yaitu Trade Expo Indonesia yang diadakan di Jakarta Oktober lalu.
Bank Jatim juga memfasilitasi seluruh keperluan IKM/UKM dalam pameran tersebut.
”Dari pameran tersebut, mitra binaan kami mendapatkan cukup banyak potential buyer dan bahkan ada yang mendapatkan kontrak-kontrak ekspor baru,” terang Busrul.
Tidak cukup di situ saja. Sepanjang tahun 2023 ini, bankjatim ungkap Busrul juga telah mencanangkan program JXTA di tiga wilayah karesidenan. Yaitu, Kediri, Probolinggo, dan Banyuwangi.
”Harapan kami, semoga program Desa Pendulum Devisa dan JXTA yang dijalankan ini mampu menciptakan lebih banyak lagi IKM/UKM baru berorientasi ekspor,” pungkas Busrul.
Sementara itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dalam sambutannya mengatakan, semua pihak harus terus bersinergi dan bergerak bersama, sampai pelaku IKM dan UKM di Jawa Timur memiliki mindset bahwa ekspor itu mudah.
Khofifah berharap lewat kegiatan ini kinerja ekspor Jawa Timur bisa semakin baik lagi dan pelaku ekspor di Jawa Timur dapat terus bertambah.
”Beberapa waktu lalu saya sempat datang ke pelepasan ekspor rumput laut ke Australia yang mungkin menurut kita semua nilainya tidak seberapa, sekitar Rp 150 juta. Kami melakukan diskusi dengan buyer dari Australia itu dan ternyata tiga bulan yang lalu mereka sudah groundbreaking membuat pabrik olahan rumput laut di Surabaya,” jelasnya
“Jadi, yang ingin saya sampaikan adalah kita ternyata bisa melakukan hilirisasi demi hilirisasi yang berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Timur,” lanjutnya.
Khofifah juga mengungkapkan, sebenarnya bagi Jawa Timur, ekspor itu tidak hanya keluar negeri. Sebab, Jawa Timur adalah center of gravity.
Secara logistik, dari 20 provinsi di Indonesia Timur, hampir 80 persen logistiknya berasal dari Jawa Timur.
”Lalu kenapa Pemprov Jatim rajin melakukan misi dagang? Dalam misi dagang itu, kita bukan hanya memperdagangkan produk Jawa Timur, tapi kita juga membawa buyer,” ucap Khofifah.
Di jelaskan Khofifah, terminologi tersebut harus dijadikan salah satu referensi bahwa menghitung ekspor tidak hanya dari pasar luar negeri.
Khofifah memberi contog, kita jual produk ke Batam. Barang kita yang dibeli oleh Batam itu akan mereka jual lagi ke Singapore. Begitu juga saat misi dagang ke Sulawesi utara. Mereka juga menjual lagi barang kita ke Filiphina.
“Jadi pada intinya, potensi di market kita sendiri itu sangat besar dan harus terus digali. Tidak cukup hanya sekedar melakukan virtual business meeting. Harus kita temu kenali agar bisa memberi manfaat yang lebih besar lagi terhadap ekonomi Jawa Timur,” tegas Mantan Mensos ini. (Ari)