Surabaya, MercuryFM – Beranda Umkm Radio Mercury bersama Barto n Friends edisi Jumat (20/10/23), menghadirkan teman-teman dari batch 7 ada Rengginang Den Ayu, Sempol Cihuy dan Rujak Cingur Warung Kembar. Menjadi ibu rumah tangga bukan halangan untuk juga mempunyai usaha. “Punya usaha sendiri bisa punya penghasilan sendiri.
Mengelola keuangan usaha, harapannya bisa membantu penghasilan keluarga,” kata Sri Wahyuni Owner Den Ayu dan Rahma Owner Sempol Cihuy. Untuk bisa menjadi naik kelas dan menambah ilmu dan wawasan, menurut Yuni sapaan akrab Owner Den Ayu, bisa bergabung di Rumah Umkm Radio Mercury dan Barto n Friends. Selengkapnya bisa anda ikuti ulasan teman-teman dari batch 7 ini, ada :
Rengginang Den Ayu
Pelaku Rumah Umkm Radio Mercury bersama Barto n Friends ini ada Sri Wahyuni, tergabung di batch 7A dengan product rengginang dan keripik pisang. Owner dari Den Ayu ini mengaku, memulai usaha karena untuk mengisi waktu luang saat itu. “Resign kerja dari perusahaan kontraktor waktu itu sekitar tahun 2017. Sempat terfikir, apa yang bisa dilakukan untuk menghasilkan uang. Pilihannya ya usaha,” kenang Sri Wahyuni.
Yuni sapaan akrab dari Sri Wahyuni ini mengatakan, awalnya karena keluarga sukanya ngemil, seperti kripik pisang dan rengginang. “Awal usaha dulu memang kripik pisang, baru rengginang. Rengginang mulanya itu dari mbak ART saya, dikembangin dan nemu resep sekarang ini,” terang Yuni. Tapi menurutnya, usaha ini kendalanya itu memang pada produksi.
“Kalau orderan banyak tetapi SDM kurang memenuhi, jadi ada keterbatasan,” kata Yuni. Kedepan kata Yuni, ingin menjangkau pangsa pasar lebih luas, seperti market place. “Tapi lagi-lagi yang jadi kendala saya itu, agak kurang menguasai digital marketing. Ini bisa terbantu dengan ikut pelatihan di Barto n Friends, seperti bagaimana menggunakan canva, dan memanfaatkan digital online untuk memasarkan product kita,” terang owner Den Ayu ini.
Product Den Ayu, menurut Yuni bisa didapatkan di SKG Merr (Surabaya Kriya Gallery), Surabaya Kriya Gallery Siola dan Pusol Jajanan Surabaya. Varian rengginang ada rasa bawang dan udang, untuk keripik pisang ada varian manis dan gurih. Info lengkap bisa dilihat di IG @DenAyu933
Sempol Cihuy
Menjadi ibu rumah tangga bukan halangan bagi Rahma Mutiara Dewi, Owner Sempol Cihuy untuk menjalani usaha. Berawal dari hobi masak dan makan, akhirnya memilih usaha olahan makanan. “Mulai usaha itu sejak tahun 2016, tapi saat itu masih macam-macam yang saya jual. Ada kering kentang, kering tempe, nasi bakar dan juga kue kering,” kata Rahma.
Diantara macam-macam olahan makanan yang saya jual itu, kata Rahma ada juga sempol. “Ada yang bilang sempol saya enak dan bantu masarkan. Dari sini semangat untuk produksinya,” kata Rahma. Untuk memasarkan sempol Cihuy menurut Rahma, juga dilakukan dari Face Book dan IG @sempol_cihuy. Menurut Rahma, Varian sempol Cihuy ada original, jamur, keju dan pedas.
Pengalaman mengikuti pelatihan di Barto n Friends, menurut Rahma, banyak ilmu yang didapat. “Kalau dulu saat produksi sempol saya pakai resep kira-kira, tapi setelah ikut Barto n Friends resepnya sudah paten, dengan takaran yang pas,” kata Rahma.
Owner Sempol Cihuy ini mengaku, untuk penggemar sempol juga bisa mengirimkan sempol sebagai hampers untuk sanak saudara dan teman kerabatnya. “Sempol Cihuy juga bisa dihias dan dijadikan hampers loh,” terang Rahma.
Rujak Cingur Warung Kembar
Penggemar makanan khas Suroboyo bisa kunjungi Warung Kembar di seputaran Gunung Anyar, tepatnya di Jl Amir Mahmud No. 27, Surabaya ada rujak cingur, gado-gado dan juga siomay. Menurut Owner Warung Kembar, Nuril Waroh pecinta kuliner Suroboyo bisa kepoin IG warungkembar sukolilo.
Menurut Nuril, awalnya memilih berusaha adalah memang untuk menambah income keluarga. “Selain bisa punya uang sendiri, makanan Suroboyo seperti rujak cingur sudah jarang yang jual. Jadi bisa dibilang untuk melestarikan juga makanan arek-arek Suroboyo,” terang Nuril.
Nuril mengaku, bangga karena kuliner rujak cingur miliknya pernah menjuarai di Festival Rujak Uleg Kota Surabaya pada tahun 2016.
Owner Warung Kembar ini optimis untuk bisa terus mengembangkan usahanya. “Anak-anak milenial juga harus tau makanan seperti rujak cingur, gado-gado dan siomay ini. Tidak cuma tahu namanya saja, tapi juga mencicipinya juga,” kata Nuril Waroh. (Nla)