Komisi D DPRD Jatim dan Bupati Pasuruan bertemu, cari solusi lintasan KA tanpa palang pintu

Pasuruan, MercuryFM – Persoalan perlintasan KA tanpa palang pintu yang banyak di wilayah Kabupaten Pasuruan, menjadi perhatian Komisi D DPRD Jatim. Ini tampak dari pembicaraan yang dilakukan Komisi D dengan Pj Bupati Pasuruan Andriyanto, ketika komisi D lakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Pasuruan.

Apalagi beberapa hari lalu di Kabupaten Pasuruan, terjadi kecelakaan kereta api yang menewaskan 5 korban di Pasuruan, akibat melintas di rel kereta api tanpa palang pintu.

Ketua Komisi D dr Agung Mulyono mengatakan, kasus kecelakaan yang melibatkan kereta api, wilayah Pasuruan memang termasuk yang paling tinggi di Jawa Timur.

“Kasus perlintasan tanpa palang pintu itu pertama Jember, kedua Banyuwangi dan ketiga ini Pasuruan. Nanti kita cek lagi. Ini PR besar. saya sudah bilang untuk memprioritaskan masalah perlintasan ini. Memang (biaya) agak mahal tapi harus kita carikan solusinya,” kata Agung Mulyono.

Selain itu, anggota Komisi D Hadi Dediansyah mengusulkan agar dilakukan inovasi untuk mengantisipasi kecelakaan di perlintasan kereta api. Dari pada membuat palang pintu, lebih baik membuat  flyover di atas perlintasan kereta api.

“Kalau bisa ini sebagai Pj, Pak Andriyanto ini bisa membangun sedikitnya 5 flyover selama menjabat 1 tahun. Duitnya dari mana? Ya nanti kita pikir bareng-bareng,” tambah Cak Dedi, panggilan akrabnya.

Menanggapi hal ini, Pj Bupati Pasuruan Andriyanto mengakui perlu mengantisipasi dan mitigasi persoalan ini. Baginya persoalan besarnya anggaran tidak bisa dijadikan alasan persoalan ini berlarut-larut.

“Memang menurut Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Pasuruan membutuhkan biaya cukup besar. Tapi itu bukan alasan pembenar. Kalau yang dibutuhkan anggaran, ya kita carikan anggaran. Jangan sampai malah mandek,” tegas Andriyanto.

Terkait usulan pembuatan flyover, Andriyanto mengaku akan dikaji lebih lanjut oleh Dinas Perhubungan Dishub). Pasalnya, yang lebih memahami kondisi Pasuruan selama ini adalah Dishub.

Sementara itu, Kadishub Kabupaten Pasuruan Agus Hari Wibawa mengakui menggunakan flyover memang lebih baik dari pada palang pintu di perlintasan kereta api.

“Idealnya memang menggunakan flyover. Yang tadinya sebidang dibuat tidak sebidang karena mempergunakan flyover. Dan tentu lebih save bagi pengguna jalan,” tegas dia.

Diungkap juga, di Kabupaten Pasuruan ada 98 perlintasan kereta api tanpa palang pintu. Sebanyak 54 titik dinilai paling mendesak untuk dibuatkan palang pintu. Estimasi kebutuhan pembuatan 1 palang pintu dan gardu itu sekira Rp500 juta, termasuk juga tenaga penjagannya. (ari)

Next Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement

ADVERTISEMENT

Visual Radio