Surabaya, MercuryFM – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Dr. Erwin Astha Triyono, dr., Sp.PD., KPTI. menandatangani perjanjian kerjasama dengan Dekan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) Prof. S. P. Edijanto, dr., Sp.PK (K), dilanjutkan dengan Dekan Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya yang diwakili Hanifa Erlin Dharmayanti,dr.,MM.,SpOG staf khusus dekanat FK UNAIR.
Perjanjian kerjasama tersebut berlangsung pada Jum’at (11/08/2023) bertempat di kantor Dinkes Jatim.
Erwin mengatakan, kerjasama antara Dinkes Jatim dan UNUSA, terkait peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat pada pondok pesantren binaan (UNUSA).
Sedangkan kerjasama dengan UNAIR dibidang telekomunikasi melalui platform Dokter UNAIR TV, untuk penyebarluasan informasi kesehatan kepada masyarakat.
“Kerjasama ini kami lakukan untuk mendukung Program Nawa Bhakti Satya Jatim Sehat, khususnya dalam hal pengembangan pesantren sehat serta edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat kepada masyarakat Jawa Timur.” jelasnya.
Perlu diketahui bahwa percepatan pembangunan kesehatan di Provinsi Jawa Timur dilaksanakan melalui program prioritas bidang kesehatan.
Dalam mewujudkan hal tersebut, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur terus berusaha meningkatkan kesehatan ibu dan anak melalui upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), Stunting, pencegahan penyakit TBC dan penyakit katastropik.
Oleh karena itu, Erwin berharap agar mitra potensial memiliki komitmen untuk turut serta menyukseskan dan mendukung program kesehatan terutama melalui program pemberdayaan masyarakat dalam rangka penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi, Pencegahan Stunting, TBC dan penyakit Katastropik di Jawa Timur.
“Berdasarkan data laporan Rutin LKI Kab/Kota, jumlah kematian Ibu di Jawa Timur pada tahun 2022 adalah 499 dan jumlah kematian bayi sebesar 3086.” ungkapnya.
Sedangkan berdasarkan SSGI tahun 2022, prevalensi stunting di Jawa Timur tahun 2022 sebesar 19.2%. Angka stunting ini mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu 23.5% namun belum mencapai target tahun 2022 sebesar 18.4%. Butuh percepatan untuk mencapai target 14% tahun 2024.
“Dengan demikian, dalam rangka mempercepat dan mensinergikan tindakan dari upaya promotif dan preventif guna menurunkan AKI, AKB, Stunting, TBC dan masalah kesehatan prioritas lainnya, salah satu bentuk intervensi yang dapat dilakukan adalah melakukan upaya pemberdayaan masayarakat melalui kemitraan dengan mitra potensial yaitu organisasi masyarakat, media massa, dunia usaha, perguruan tinggi dan mitra lannya.” terang Erwin.
Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan penggalangan dukungan mitra potensial, terkait upaya penggerakkan masyarakat untuk menurunkan AKI AKB, pencegahan stunting dan atau Program Prioritas Kesehatan lainnya di Provinsi Jawa Timur. (Lam)