Surabaya, MercuryFM – Semakin mendekati perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 78, kemeriahan tentu saja semakin dapat dirasakan. Akan banyak sekali perlombaan yang diselenggarakan oleh panitia untuk menarik perhatian masyarakat berpartisipasi dalam ikut memeriahkan penyelenggaraannya. Mulai dari lomba yang penuh keriaan, olahraga, pawai, dan juga lomba layang-layang yang sangat banyak diminati masyarakat.
Seperti halnya pada perlombaan layang-layang yang diselenggarakan oleh masyarakat Desa Beji, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban pada pekan awal Agustus, Rabu (2/8). Perlombaan diikuti begitu banyak peserta yang hampir seluruhnya adalah peserta dengan ukuran layang-layang sangat besar. Merespon cepat pada penyelenggaraan kegiatan, PLN Unit Induk Transmisi Jawa bagian Timur dan Bali (UIT JBM) secara proaktif berupaya untuk membangun komunikasi yang baik dengan penyelenggara juga dengan para peserta lomba layang-layang.
Disebutkan oleh General Manager PLN UIT JBM, Didik Fauzi Dakhlan, pada dasarnya PLN tidak bersikap reaktif dengan langsung memberikan penolakan untuk penyelenggara kegiatan. “Dalam penyelenggaraan kegiatan yang sudah terlaksana seperti di Tuban, PLN tidak serta merta memberikan larangannya, melainkan PLN berupaya untuk memberikan edukasi dan pemahaman kepada penyelenggara juga para pemain akan bahayanya bermain layang-layang di sekitar jalur transmisi, termasuk dampak yang bisa diakibatkan jika layang-layang putus dan mengenai jaringan transmisi. Apalagi jika ukuran layang-layang sangat besar”, terang Didik, Selasa (8/8/2023).
Dilanjutkan Didik, pendekatan yang dilakukan oleh team PLN yaitu dengan melakukan sosialisasi kepada penyelenggara kegiatan juga peserta lomba. “Petugas dari ULTG (Unit Layanan Transmisi dan Gardu Induk) Babat mendekati penyelenggara dan peserta satu persatu untuk mengajak diskusi sekaligus sosialisasi bahaya dan dampaknya (layang-layang mengenai jalur transmisi). Dan penerimaannya bagus, kebanyakan juga baru memahami bahayanya untuk jiwanya sendiri sebagai pemain layang-layang, sehingga memang sosialisasi tentang layang-layang ini gencar kami sampaikan”, ungkap Didik menjelaskan.
Sosialisasi tentang layang-layang ini, disampaikan Didik terus digalakkan, termasuk ketika disetiap pelaksanaan kegiatan rutin pemantauan ROW (Right Of Way) di sepanjang jalur transmisi yang dilakukan langsung olehnya dengan bersepeda pada akhir pekan lalu, Jumat (4/8).
“Pemantauan ROW di sepanjang jalur transmisi yang kami lakukan bersama manajemen dengan bersepeda juga menjadi kesempatan sosialisasi tentang benda lain yang dapat menjadi potensi gangguan seperti balon udara tanpa awak, juga layang-layang, sebagai point yang terus kami sampaikan kepada masyarakat yang kami temui di sekitar lokasi. Seperti saat kami menemui banyak aktivitas warga berolahraga di daerah Sentraland Driyorejo Gresik yang lokasinya dekat dengan tower transmisi PLN. Harapannya dengan agar edukasi ini dapat semakin dipahami oleh masyarakat”, pungkasnya.(dan)