Surabaya, MercuryFM – Rumah umkm Radio Mercury 96FM “Kemudahan UMKM Untuk Bantuan Modal” edisi spesial Rabu (02/08/23), yang juga menjadi talk show Suara Dewan, menghadirkan anggota Komisi C Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jawa Timur, Agustin Poliana. Mengawali obrolan bersama 96FM, Titin sapaan akrab anggota DPRD Jatim ini mengatakan, umkm sebagai pelaku usaha yang bergerak dibidang jasa makanan dan minuman, mengharuskan untuk mengutamana kebersihan product, serta diri sendiri.
“Misalnya kebersihan diri pelaku ukmnya, seperti saat memasak rambut harus tertutup, tidak boleh memakai perhiasan dan tentunya dapur harus bersih dengan kriteria-kriteria tertentu. Karena ini menjaga makanan tetap higienis,” kata Titin. Ini menurut Agustin Poliana yang harus difahami dulu oleh semua pelaku umkm. Dan tidak dipungkiri, kata Titin, dirinya seringkali mendengar saat umkm mengajukan kepengurusan ijin usaha seperti BPOM, keluhan tentang bantuan modal muncul.
“BPOM sebagai lembaga pengawasan pangan, menjalankan fungsinya untuk memberikan keamanan product makanan dipasaran. Untuk itu ada langkah-langkah yang harus dilewati ukm dalam pengajuan ijin BPOM. Ini harus difahami bersama. Dan memang biayanya mahal,” kata anggota Komisi C DPRD Jatim ini. Diakui Titin, tidak semua pelaku umkm siap akah hal ini.
Agustin Poliana menjelaskan, selain bersih, dapur ukm sebagai tempat menghasilkan product juga harus sesuai dengan kriteria dari BPOM untuk menunjang kehigienisan makanan atau minuman yang dihasilkan nantinya. Tidak dipungkiri umkm menjamur, kata Titin, bisa dibilang imbas dari pandemi Covid-19, untuk mendapatkan tambahan incom. “Kita menyarankan ukm bisa bangkit, yang ibaratnya tidak ada lagi dapur nggoleng, iki Suroboyo,” kata Titin.
Kalau tidak segera mendapatkan tanggapan dari pihak seperti mereka, menurut Titin, yang akan menjadi korban adalah anak-anak dari pelaku ukm tersebut. “Banyak anak-anak usia sekolah yang sering terlihat membantu berjualan orang tua mereka, membantu ekonomi keluarga. Ini membuat prihatin. Yang juga mencerminkan, masih banyak warga Kota Surabaya yang tidak mampu, perlu dibantu,” kata Agustin Poliana.
Titin sapaan akrab Agustin Poliana mengakui, dari dua tahun menaungi umkm binaan, yang sering dikeluhkan khusus untuk ukm makanan, pertama modal kedua pemasaran. “Ini menjadi PR bersama,” kata Titin. Menurut anggota Komisi C DPRD Jatim ini, Surabaya hanya ada dua umkm yang mengajukan Dagulir. “Ini saya sampaikan ke teman-teman di Dinas Koperasi untuk membantu ukm yang ada. Sehingga anggaran yang ada di provinsi bisa menyerap warga di Surabaya. Karena warga Surabaya bagian dari Provinsi Jatim. Permodalan itu juga bisa dinikmati warga Surabaya,” kata Titin.
Menurut Titin, dari banyak pertanyaan pendengar di Radio Mercury tentang bagaimana cara mendapatkan bantuan permodalan bagi umkm, menandakan banyak umkm kita yang ingin berkembang tetapi terkendala masalah modal. “Untuk di Jatim, permodalan muaranya ada di Dinas Koperasi. Dinas Koperasi Jatim akan memberikan rekomendasi sebagai syarat kelengkapan mengajukan permodalan kepada Bank Jatim atau BPR Umkm. Baru akan ada survei dari pihak bank, untuk usaha yang diajukan,” kata Titin.
Titin sapaan Agustin Poliana mempersilahkan pelaku umkm yang serius berminat mengajukan permodalan, bisa langsung ke Dinas Koperasi Jatim. “Dengan catatan melalui semua prosedur yang ada. Pemerintah itu pada intinya mewadahi semua umkm,” tegas anggota Komisi C DPRD Jatim ini. Obrolan selengkapnya “Kemudahan UMKM Untuk Bantuan Modal” bersama Anggota Komisi C DPRD Jatim, Agustin Poliana bisa anda lihat di chanel youtube radiomercury96. (Nla)