Surabaya, MercuryFM – Dewan Pengurus Nasional Asosiasi Pengusaha Indonesia (DPN Apindo) tengah melakukan penjajagan dengan tiga perguruan tinggi di Jawa Timur. Kolaborasi ini untuk menaikkan kelas UMKM melalui program pemagangan.
Ketua UMKM/IKM DPN Apindo, Ronald Walla menjelaskan konsep besar yang disusun asosiasi pengusaha tertua di Indonesia ini menyelaraskan mata kuliah dengan kebutuhan UMKM.
“Sejauh ini Apindo baru melakukan MoU (Memorandum of understanding) dengan tiga perguruan tinggi di Jatim, dan belum hands on,” kata Ronald Walla di sela member gathering dengan Dewan Pengurus Provinsi (DPP) Apindo Jawa Timur, di ballroom Samator Novotel, Surabaya Jumat (21/7/2021).
Dijelaskan CEO Wismilak group ini bahwa tiga perguruan tinggi yang dimaksud adalah Universitas Surabaya (Ubaya), Universitas Ciputra (UC), dan Universitas Widya Kartika Surabaya (UWKS).
Konsep yang diperkenalkan adalah Apindo UMKM Merdeka (AUM). Di mana Apindo memberikan konsep pemagangan untuk pelaku usaha rintisan, dengan menyediakan laboratorium.
“Pastinya ada penyelerasan antara kebutuhan pelaku usaha dengan pendidikan. Jadi bukan sekadar teori. Di dalamnya sudah dihadapkan dengan reality dalam berusaha,” lanjut Ronald Walla.
Sementara itu, Ketua DPN Apindo, Shinta Widjaja Kamdani menambahkan AUM bukan sekadar menaikkan kelas UMKM. Lebih tepatnya menciptakan ekosistem karena di dalamnya ada keterlibatan pemerintah dan pengusaha.
“Apindo adalah katalis. Yakni mempertemukan pemerintah dan pengusaha dari tingkat pusat hingga ke daerah dengan pelaku UMKM. Dalam hal ini perusahaan besar menjadi mentor mendukung program pemerintah di bidang usaha rintisan,” urai Shinta saat dijumpai di tempat yang sama.
Sejauh ini AUM sudah berjalan di tiga provinsi yang meliputi Lampung, Sumatra Barat, dan Sumatra Selatan. Ke depan Apindo akan mengimplementasikan program serupa di seluruh provinsi agar perguruan tinggi dan pelaku UMKM tidak berjalan sendiri-sendiri.
“Selama ini program UMKM sudah banyak, tapi tidak terintegrasi. Sementara program pemagangan UMKM yang melibatkan perguruan tinggi belum ada, karena (seolah-olah) magang hanya di perusahaan besar,” urai Shinta.
Shinta optimistis program AUM bisa berjalan karena didukung pentahelix. Optimisme itu berkaca pada pandemic Covid-19 tahun 2020. Di mana UMKM banyak yang bertahan di tengah lesunya perekonomian global. Selain itu, program ini juga untuk menciptakan lapangan usaha baru yang selaras dengan program pemerintah.(dan)