Surabaya, MercuryFM – Generasi Muda Nahdlatul Ulama (GMNU) Jatim mengambil spirit perjuangan Nahdlatul Ulama (NU). Hal ini dikatakan Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Timur Anwar Sadad ketika memberi arahan dalam Rapat Kerja Daerah Generasi Muda Nahdlatul Ulama (GMNU) Jatim yang diadakan di Graha Delta Kantor Pemkab Sidoarjo, Jumat (21/07/23).
“Tangkap spiritnya, bukan abunya!” ujar Sadad menirukan diksi Bung Karno, Presiden RI pertama.
Penasihat GMNU Jatim ini mengatakan, ‘gocean’ sarung kiai itu jangan dimaknai memakai sarung secara harfiah, tapi spirit perjuangan kiai.
Spirit perjuangan kiai-kiai NU terangkum dalam empat kata yakni tawasuth, tasamuh, tawazun, ta’adul. Keempat hal itu didasarkan pada referensi teks agama yang bersifat primer, yaitu al-Qur’an.
“Tawasuth maknanya moderat, maka dengan prinsip ini menjauhkan kita dari cara pandang ekstrim, di satu sisi, dan liberal, di sisi lain,” ungkapnya.
Dalam pemaparan selama sekitar 30 menit itu, Sadad, yang merupakan doktor ilmu Politik Islam UIN Sunan Ampel itu menegaskan bahwa prinsip-prinsip itulah yang akan membawa GMNU pada garis yang dituju oleh NU, yakni mewujudkan sebaik-baiknya umat, yang tergambar dalam Mabadi Khaira Ummah.
“Akan tetapi pendekatan yang dilakukan oleh GMNU harus dengan style anak muda, harus berani melawan risiko salah, karena ini akan membawa kita menemukan cara terbaik secara kreatif,” ucap pria yang juga Wakil Ketua DPRD Jatim ini.
Anak muda, kata Sadad, punya ciri khas, yaitu rasa ingin tahu yang tinggi, kreatif, kolaborarif, komunikatif.
“Karena itu, anak muda tidak boleh kehilangan ciri khas ini,” pungkasnya. (ari)