Surabaya, MercuryFM – Ditengah melemahnya perekonomian global, Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Timur menyarankan sejumlah strategi agar pertumbuhan ekonomi Jatim tahun ini dapat tumbuh sesuai target di kisaran 4,6 persen – 5,4 persen.
Kepala BI Jatim, Doddy Zulverdi mengataka sejumlah strategi yang perlu dilakukan untuk menghadapi kondisi global di antaranya adalah dengan melakukan diversifikasi komoditas maupun negara tujuan ekspor yang masih memiliki potensi pasar, alias negara yang tidak mengalami kontraksi. Selain itu juga perlu mengoptimalkan pasar domestik yang daya belinya masih cukup bagus.
“Memang ketika permintaan global melemah, itu tidak bisa kita kendalikan, karena kita tidak punya instrumen untuk itu, tetapi kita menerima kondisi global sebagai faktor yang harus direspons dengan pendekatan lain seperti mencari potensi komoditas ekspor lainnya, dan negara lainnya yang memang pertumbuhannya masih baik,” jelasnya dalam gelaran Bincang Bareng Media (BBM) di Surabaya, Kamis (6/7/2023).
Menurutnya, Jatim juga perlu mencari sumber pertumbuhan baru dari sisi domestik khususnya konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah yang akan tercermin dari realisasi kinerja APBN dan APBD, serta sumber lain dari investasi.
“Konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah dan investasi ini adalah 3 komponen besar yang akan mengimbangi komponen eksternal atau ekspor yang melemah,” katanya.
Untuk mendorong konsumsi rumah tangga tetap kuat, salah satunya dilakukan dengan menjaga tingkat inflasi serta ketahanan pangan agar jangan sampai daya beli masyarakat turun.
“Nah itu pemerintah perlu support juga, makanya dukungan kepada kinerja pengeluaran pemerintah yang di awal tahun agak melemah, itu akan terus kita dorong,” imbuhnya.
Doddy menambahkan, BI sendiri juga terus berupaya mendorong implementasi Elektronik Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD) agar lebih efisien dan tingkat kebocoran yang rendah, termasuk menggenjot Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“ETPD ini dilakukan misalnya bagaimana pendapatan retribusi parkir bisa meningkat tajam hanya dengan menggunakan digital atau QRIS, itu akan membuat kapasitas pemerintah meningkat dan mendorong perbaikan ekonomi,” imbuhnya.
Dia juga memaparkan, pertumbuhan ekonomi Jatim pada kuartal I/2023 sudah menujukkan perbaikan yakni tumuh 4,95 persen (yoy) atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada kuartal IV/2023 yakni 4,76 persen (Yoy).
Perbaikan terutama ditopang oleh peningkatan kinerja konsumsi seiring pencabutan kebijakan PPKM, kenaikan upah minimun (UMK), serta serangkaian HBKN seperti Imlek dan Lebaran.
Begitu juga dengan kinerja ekonomi di kuarta II/2023 ini diperkirakan akan tumbuh lebih baik tinggi dibandingkan kuartal I/2023 sejalan dengan potensi kinerja konsumsi swasta dan investasi yang lebih tinggi, lalu serangkaian momen Iduladha, libur sekolah, perubahan status dari pandemi menjadi endemi Covid-19, hingga berlanjutnya proyek strategis nasional di Jatim.
“Jadi meski ekspor tertahan, tapi di domestik ada faktor musiman seperti Lebaran, Iduladha, liburan, sehingga ada tambahan permintaan yang membuat ekonomi terdorong,” imbuhnya. (dan)