Pemikiran Bung Karno jadi ajang diskusi 2 jam di Taman Suroboyo

Surabaya,MercuryFM – Pemikiran Bung Karno menjadi bahan diskusi yang digelar Taruna Merah Putih (TMP) dan Badan Kebudayaan Nasional (BKN) DPC PDIP Kota Surabaya.

Acara itu merupakan bagian dari rangkaian kegiatan menyemarakkan Bulan Juni Bulan Bung Karno dengan mengangkat tema “Merawat Pemikiran Bung Karno: Nation and Character Building”.

Acara yang berlangsung di kawasan Taman Suroboyo pada Senin (20/06/2023) malam tersebut, dihadiri perwakilan kelompok penghayat, ormas Pemuda Pancasila, Fatayat NU dan Banser. Mereka berbaur dengan sesepuh dan tokoh masyarakat setempat sambil duduk diatas tikar.

Hadir pula anggota DPRD Kota Surabaya Abdul Ghoni Muklas Niam, Ketua TMP Kota Surabaya Aryo Seno Bagaskoro, dan akademisi UNTAG Surabaya Dr. Retno Hastijanti sebagai pembicara, dalam diskusi yang berlangsung selama dua jam tersebut.

Abdul Ghoni mengatakan, pentingnya menjaga spirit ajaran Bung Karno, misalnya Pancasila tidak hanya di mulut tetapi juga dalam bentuk tindakan.

“Tidak nyata apabila Pancasila hanya dijargonkan tanpa mewujud menjadi tindakan. Hal itu harus dimulai dari penataan mental dan karakter, khususnya di kalangan anak-anak muda yang harusnya dapat menjadi duta-duta Pancasila dalam turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa.” terangnya.

Legislator Fraksi PDIP tersebut menambahkan, untuk terus menghidupkan pemikiran Bung Karno, dirinya tidak bisa bekerja sendirian.

“Perlu adanya kerjasama antar stakeholders untuk memajukan wilayah. Disitulah letak Pancasila, mengikis individualisme dan mendorong kerjasama kolektif.” imbuhnya.

Sementara itu Aryo Seno Bagaskoro menekankan peran penting Bulak dalam perspektif geopolitik.

“Hari ini dunia sedang mengalami pergeseran poros ekonomi dari barat ke timur. Anak-anak muda di pesisir Bulak harus berwawasan sejarah dan berkesadaran kritis. Kemudian menangkap potensi sebagai tuan rumah yang baik dan menjadi wajah serambi depan peradaban Surabaya.” terangnya.

Sedangkan Dr. Retno berpandangan, bahwa Surabaya tidak bisa lepas dari air dan kemaritiman. Oleh karenanya, daerah seperti Bulak menjadi penting.

“Bahkan simbol Kota Surabaya yakni Sura dan Baya, keduanya adalah hewan air. Maka harus disadari bahwa peradaban Surabaya adalah peradaban waterfront yang bermuara pada penghargaan atas air dan laut sebagai sumber kehidupan.” jelasnya. (Lam)

Next Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement

Visual Radio

Add New Playlist