Wisuda kelulusan siswa SD sampai SMA, Deni Wicaksono: Jangan dipaksakan bila memberatkan Orang Tua

Surabaya, MercuryFM – Banyaknya acara Wisuda lulusan SD sampai SMA yang banyak di soroti masyarakat mendapat perhatian Anggota Komisi E DPRD Jatim yang membidangi masalah pendidikan, Deni Wicaksono.

Politisi PDI Perjuangan Jatim ini mengimbau kepada sekolah-sekolah untuk tidak memaksakan menggelar wisuda tingkat TK, SD, SMP, dan SMA sederajat. Pasalnya banyak keluham masyarakat yang disampaikan ke padanya bahwa acara wisuda memberatkan orang tua dari sisi biaya.

“Ada cukup banyak orang tua pelajar yang kirim WhatsApp ke saya yang keberatan dengan banyaknya acara wisuda. Kalau misal punya dua anak, anak pertama wisuda SMP, anak kedua wisuda SD, tentu itu memberatkan,” ujar Deni, Rabu (12/06/23).

Deni mengatakan, wisuda sebelumnya hanya dikenal ketika kelulusan mahasiswa di perguruan tinggi. Namun, beberapa tahun terakhir, muncul tren wisuda TK, SD, SMP, dan SMA, termasuk di sekolah-sekolah negeri yang dimiliki oleh pemerintah. Tentu saja hal tersebut menimbulkan konsekuensi biaya penyelenggaraan, yang kemudian sebagian harus ditanggung oleh para pelajar.

“Belum lagi bila acara wisuda digelar di hotel atau gedung di luar sekolah, yang tentu secara biaya akan membengkak. Banyak wali murid yang merasa keberatan terkait banyaknya wisuda sekolah. Dan ini kan waktunya hampir bersamaan. Bisa dibayangkan beban orang tua yang punya dua atau tiga anak wisuda bareng,” jelas Deni.

Oleh karena itu, Deni menyarankan agar bila memang sekolah telah menjadwalkan wisuda dalam agenda tahunannya, untuk digelar di sekolah saja, sehingga lebih hemat biaya. Atau bisa pula digelar semacam perpisahan siswa dengan cara yang sederhana dengan menampilkan seni-budaya yang diperankan oleh para pelajar.

“Prinsipnya jangan sampai memberatkan orang tua siswa,” jelas dia.

Deni mengatakan, substansi yang perlu ditekankan oleh pihak sekolah adalah bagaimana memperkuat kompetensi para pelajar, baik hard skill maupun soft skill.

“Misalnya selain seni-budaya, soft skill yang bisa diberikan adalah soal kepemimpinan. Para pelajar yang akan lulus bisa diberi materi kepemimpinan sebagai bekal menatap masa depan,” tegas alumnus Universitas Airlangga itu. (ari)

Next Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement

ADVERTISEMENT

Visual Radio