Surabaya, MercuryFM – PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahun Buku 2022. Rapat tersebut dihadiri Direktur Utama Tulus Panduwidjaja beserta jajaran Dewan Komisaris dan Senior Executive Vice President (SEVP).
Adapun agenda penting dalam RUPS Tahun Buku 2022 yakni, pertama, persetujuan laporan tahunan perusahaan termasuk laporan tugas pengawasan dewan komisaris dan laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan untuk Tahun Buku 2022, serta pengesahan laporan keuangan perusahaan Tahun Buku 2022. Kedua, pengesahan laporan keuangan program pendanaan Usaha Mikro dan Usaha kecil (PUMK) Tahun Buku 2022.
Ketiga, laporan realisasi penggunaan tambahan dana Penyertaan Modal Negara (PNM) Tahun 2015.
“RUPS Tahun Buku 2022 PTPN XI mencatat sejumlah capaian positif sepanjang tahun 2022. Diantaranya, sebanyak 4.861.164 ton tebu telah tergiling. Realisasi tebu tergiling tersebut mengalami peningkatan hingga 99 persen terhadap RKAP 2022,” ujar Direktur Utama PTPN XI, Tulus Panduwidjaja, Kamis (8/6/2023).
“Tahun 2021 luasnya 54.323 hektar, meningkat menjadi 61.449 hektar atau 13,12 persen di 2022, ” ungkap dia.
Selain itu, Produktivitas juga mempengaruhi. Tahun 2021 sebesar 75,11 ton per hektar meningkat menjadi 79,11 ton per hektar atau 4,37 persen di tahun 2022.
“Dengan adanya peningkatan realisasi tebu tergiling sepanjang tahun 2022, tentu berdampak pada realisasi pendapatan,” kata dia.
Tercatat, PTPN XI mampu memperoleh pendapatan tahun 2022 sebesar Rp 4,497 triliun dari 3.276 triliun. Atau meningkat sebesar 137 persen terhadap realisasi tahun 2021.
Tidak hanya itu, PTPN XI juga telah menyalurkan dana kemitraan sebesar Rp 600 juta kepada Usaha Mikro dan Usaha Kecil (UMK) sepanjang tahun buku 2022.
Berbagai arahan juga disampaikan oleh para Pemegang Saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun Buku 2022.
Beberapa diantaranya meliputi pentingnya perbaikan operasional melalui program Operational Excellence, aksi korporasi dalam menyikapi pembentukan subholding SupportingCo, integrasi hulu ke hilir, menguasai sektor ritel, optimalisasi nilai dari aset strategis dan penguatan kultur serta kapabilitas Sumber Daya Manusia (SDM) .
“Hal-hal yang disampaikan tersebut pada dasarnya merupakan bentuk upaya yang dapat dilakukan perusahaan dalam rangka meningkatkan competitive advantage guna memastikan PTPN menjadi perusahaan terbaik di industri perkebunan, ” pungkas Tulus.(dan)