Jakarta, MercuryFM – Dalam rangka mendorong pemulihan serta peningkatan ekonomi domestik, Bank Indonesia (BI) telah memutuskan meningkatkan insentif kebijakan makroprudential untuk mendorong pertumbuhan kredit, terutama pembiayaan perbankan kepada sektor prioritas KUR dan kredit hijau mulai 1 April 2023.
“Peningkatan besaran total insentif makroprudensial yang dapat diterima bank, dari sebelumnya paling besar 200bps menjadi paling besar 280bps,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam jumpa pers secara online di Jakarta, Sabtu (27/5/2023).
Perry menjelaskan total insentif tersebut terdiri dari insentif atas kredit/pembiayaan kepada sektor prioritas paling tinggi sebesar 1,5%; insentif atas penyaluran KUR dan kredit UMKM meningkat dua kali lipat menjadi paling tinggi sebesar 1%; dan insentif atas penyaluran kredit/pembiayaan hijau paling tinggi sebesar 0,3%.
Kemudian, BI juga menetapkan realokasi penerima insentif makroprudensial kepada kelompok subsektor Penopang Pemulihan (Slow Starter) dengan threshold pertumbuhan kredit/pembiayaan tetap rendah yaitu sebesar minimal 1% dan menaikkan threshold pertumbuhan kredit/pembiayaan untuk kelompok Penggerak Pertumbuhan (Growth Driver) dan kelompok Berdaya Tahan (Resilience) dari semula 1% menjadi masing-masing 3% dan 5%.
Dari catatan BI, pertumbuhan kredit perbankan pada Maret 2023 tetap tinggi yaitu sebesar 9,93% (yoy). Pembiayaan syariah juga menunjukkan kinerja positif, dengan pertumbuhan lebih tinggi mencapai 19,43% (yoy) pada Maret 2023.
“Di segmen UMKM, pertumbuhan kredit juga terus berlanjut, yaitu mencapai 8,63% (yoy) pada Maret 2023, didukung realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp30,31 triliun hingga 31 Maret 2023,” ujar Perry.
Kredit/pembiayaan yang tinggi didorong kondisi likuiditas perbankan yang memadai dan standar penyaluran kredit/pembiayaan perbankan yang masih longgar. Pertumbuhan kredit/pembiayaan juga ditopang oleh peningkatan permintaan korporasi dan rumah tangga seiring dengan kinerja usaha korporasi dan UMKM, serta konsumsi rumah tangga yang terus terjaga.
Perry menegaskan, BI akan terus mendorong intermediasi perbankan terutama kepada sektor-sektor prioritas yang belum pulih, Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan kredit/pembiayaan hijau, guna mengakselerasi pemulihan ekonomi. Dengan memperhatikan perkembangan dan upaya sinergis yang dilakukan, pertumbuhan kredit pada 2023 sesuai dengan prakiraan sebelumnya yaitu dalam kisaran 10-12%.(dan)