Surabaya, MercuryFM – Pendaftaran bakal calon anggota legislatif oleh DPD PSI Surabaya kekantor KPU Surabaya pada Minggu (14/05/2023) berlangsung meriah. Rombongan pengurus DPD PSI Surabaya, bersama para Bacaleg diiringi kader dan simpatisan berangkat dari kantor DPD PSI Surabaya sekitar pukul 14.00 WIB. Sebelumnya dilakukan pecah kendi oleh Ketua DPD PSI Surabaya Erik Komala. Kirab diikuti sejumlah kader PSI penggemar vespa tua. Sedangkan para Bacaleg mengenakan pakaian adat.
Erick Komala mengatakan, prosesi pecah kendi merupakan tanda puncak dari rangkaian proses penjaringan calon anggota legislatif yang diusung PSI Surabaya. Pakaian adat merupakan lambang keberagaman. Sedangkan konvoi Vespa, merupakan bentuk jika PSI disukai para milenial.
“Dari 50 Bacaleg, 30 adalah perwakilan perempuan, selebihnya milenial mendominasi. Realistis, dengan melihat animo yang ada, kami optimis bisa naik 100 persen atau minimal 8 kursi,” jelasnya.
Erick menambahkan, komposisi Caleg tidak berubah. 4 legislator PSI di DPRD Surabaya tetap berada di derah pemilihan yang sama.
“Harapannya, Pemilu ini kita bisa meraih kursi di Dapil Surabaya 2,” imbuhnya.
Erick juga mengaku, di komposisi kali ini ada 2 mantan anggota DPRD Surabaya yang turut mendaftar dari PSI. “Tunggu bocorannya!,” ujarnya.
Ditanya strategi kemenangan, penggemar kendaraan antik ini menyatakan tetap mengandalkan serangan udara lewat berbagai macam media informasi. Namun tidak mengabaikan gerakan di bawah.
“Kita akan gas gerakan di semua lini,” tegasnya.
Karenanya dalam penempatan Caleg, PSI Surabaya juga mempertimbangkan seberapa besar Caleg tersebut mampu meraih suara di Dapilnya masing-masing, terutama dalam media sosial.
“Media sosial berperan sangat besar terutama sekarang, jalan aja bolong harus dirunning dulu baru presiden datang. Dan ini salah satu strategi kami,” ungkapnya.
Untuk target pendulangan suara, Erick menegaskan tetap fokus meng-create suara pemilih baru dan lebih luas lagi para milenial.
“Tapi tidak menutup kemungkinan mendulang suara dari kaum perempuan dan pemilih pada umumnya,” pungkas Erick Komala. (Lam)