FKIJK Jatim tanda tangani MoU dengan Muslimat NU tingkatkan Literasi Keuangan dan perlindungan konsumen

Surabaya, MercuryFM – Guna pacu dan mendorong pertumbuhan perekonomian Jatim, Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan (FKIJK) Jatim menggandeng Muslimat NU Jatim lakukan sinergi dan berkolaborasi dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan.

Dirut Bank Jatim, Busrul Iman, yang juga sebagai Ketua FKIJK Jatim, menyatakan FKIJK berupaya terus melakukan sinergi dan kolaborasi tidak hanya secara internal FKIJK saja.

“Dalam hal ini kami juga bersinergi dan berkolaborasi dengan eksternal FKIJK. Salah satunya melalui penandatangan nota kesepahaman dengan Muslimat Jatim untuk mendorong pengembangan sektor jasa keuangan melalui peningkatan literasi dan inklusi keuangan serta perlindungan konsumen sektor jasa keuangan di Jatim,” kata Busrul Iman dalam sambutannya di awal acara Halal bi Halal  Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan (FKIJK) Jatim di kantor OJK Surabaya, Kamis (11/5/2023).

Busrul menjelaskan meski sudah berada diatas nasional, tingkat literasi dan inklusi di Jatim masih ada kesenjangan atau gap yang cukup besar.

Di mana hasil survey pada tahun 2022 lalu, indeks literasi keuangan di Jatim mencapai  55,32 persen dan inklusi mencapai 92,99 persen.

“Dalam mengejar selisih gap yang cukup besar tersebut, kami siap bersinergi dengan OJK, Bank Indonesia (BI) dan lembaga jasa keuangan. Kami telah bersama dalam Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD),” jelasnya.

Sementara itu Masruroh Wahid, Ketua Muslimat NU, menyatakan apresiasinya terhadap kerja sama dengan FKIJK ..

“Kami siap mendukung upaya bersama ini untuk kegiatan peningkatan literasi dan inklusi keuangan serta perlindungan konsumen sektor jasa keuangan di Jatim. Anggota muslimat NU di Jatim cukup besar dan targetnya upaya ini bisa tersampaikan melalui anggota-anggota kami yang tersebar di seluruh Jatim termasuk di pelosok-pelosoknya,” jelas Masruroh.

Pada kesempatan yang sama, Giri Triboto, Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 4 Jatim, menyebutkan kinerja sektor jasa keuangan di Jatim tetap terjaga positif.

Hal itu tercermin dari kecukupan modal yang di atas threshold dan kecukupan likuiditas untuk mengantisipasi kebutuhan masyarakat, serta risiko kredit yang termitigasi dengan baik.

“Atas kondisi ini kami sampaikan apresiasi sebesar-besarnya kepada seluruh Lembaga Jasa Keuangan di Jatim, yang melalui perannya, mampu mendorong pertumbuhan perekonomian di Jatim dan kinerjanya tetap terjaga,” kata Giri Triboto seraya menambahkan, kinerja yang terjaga itu terlihat dari beberapa sektor lembaga jasa keuangan.

Pada sektor perbankan, posisi akhir Februari 2023, total aset perbankan tumbuh sebesar 3,56 persen (yoy), yang dipengaruhi oleh pertumbuhan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 3,33 persen dan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 5,96 persen.

“Total penyaluran kredit di Jatim, sebesar Rp 526,9 triliun. Dari jumlah itu, sebanyak Rp 202,7 triliun atau 38,48 persen disalurkan kepada Pelaku UMKM dengan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 9,79 persen dibanding tahun sebelumnya,” jelas Giri.

Adapun sektor penyaluran kredit UMKM terbesar terdapat pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebanyak 50,29 persen, sektor Pertanian, Perburuan dan Kehutanan sebanyak 16,65 persen dan sektor Industri Pengolahan, sebesar 12,35 persen.

Pada sektor IKNB (Industri Keuangan Non Bank), Giri menyebutkan, penyaluran pembiayaan di tercatat tumbuh sebesar 7,88 persen (yoy) dengan NPL sebesar 2,62 persen.

Premi dan Klaim Asuransi Umum tercatat tumbuh masing-masing sebesar 76,38 persen dan 19,76 persen.

Sedangkan penyaluran pinjaman melalui layanan Fintech Peer to Peer Lending tercatat mengalami peningkatan sebesar 43,15 persen atau tercatat sebesar Rp 6,06 triliun.

Pada Sektor Pasar Modal, Jatim merupakan provinsi dengan Single Investor Identification (SID) terbanyak kedua secara nasional dengan jumlah SID sebanyak 1,4 juta.

“Produk pasar modal di Jawa Timur didominasi oleh produk Reksadana dengan porsi tertinggi yakni sebanyak 1,3 juta rekening investasi dan pertumbuhan produk pasar modal tertinggi adalah produk Surat Berharga Negara (SBN) dengan prosentase pertumbuhan sebesar 33,92 persen (yoy),” ungkap Giri.

Selain produk pasar modal tersebut di atas, terdapat produk pasar modal lainnya yakni Securities Crowd Funding (SCF) di mana di Jatim hingga posisi Maret 2023 telah menghimpun dana sebesar Rp 31,09 miliar dari sebanyak 7.492 Pemodal kepada 23 Penerbit.

Adapun industri penerbit yang paling banyak memanfaatkan produk SCF adalah industry food and beverage (FNB), agriculture, dan shopping & retail.

“Dengan hasil ini kami berharap, ke depannya FKIJK dapat tetap solid dalam bersinergi dan berkolaborasi untuk mendorong pertumbuhan perekonomian Jatim,” pungkas Giri.(dan)

Next Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement

ADVERTISEMENT

Visual Radio