Surabaya, MercuryFM – Di tahun 2023 ini PT Sinergi Gula Nasional (SGN) menargetkan bisa memproduksi 1 juta ton gula. Produksi itu dari target 13,7 juta ton tebu. Target itu lebih tinggi dibandingkan 2022 lalu. Di mana pada 2022 produksi gula sebesar 850 ribu ton dari 13,4 juta ton tebu.
Seperti diketahui, SGN adalah gabungan dari tujuh PTPN berbasis gula di seluruh Indonesia. Dari tujuh PTPN itu memiliki 36 pabrik gula yang tersebar di enam provinsi. Jawa Timur adalah yang terbesar karena dari 36 PG, 24 PG ada di Jatim dengan kontribusi sebesar 60 persen untuk nasional.
“Produksi itu kami target dari 36 PG yang kami miliki,” ujar Direktur Utama PT SGN, Aris Toharisman saat bertemu media, Senin (17/4/2023).
Untuk mencapai itu memang tidak mudah. Bukan hanya di tengah kompetisi yang ketat tapi alokasi lahan yang harus berbagi dengan komoditas lainnya.
“Namun, target SGN ini kami harapkan bisa mendukung program pemerintah mewujudkan swasembada gula di 2028 mendatang dan swasembada gula secara total pada 2030. Ini adalah program strategis nasional karena tidak hanya menyangkut gula tapi energi dan turunannya,” ungkapnya.
Dengan target yang sudah ditetapkan itu, secara otomatis harus diikuti dengan penambahan luasan lahan tebu. Apalagi SGN tidak hanya dituntut memproduksi gula tapi juga memproduksi tetes tebu untuk dijadikan bioethanol.
Pemerintah pun sanggup menambah lahan tebu sebesar 700 ribu hektar. Dari 700 ribu hektar itu, 70 persennya akan diberikan ke SGN atau sebesar 490 ribu hektar. Sisanya akan diserahkan ke swasta dan PT PT Rejoso Manis Indo (RMI).
Dengan tambahan lahan itu, nantinya SGN akan mengelola 670 ribu hektar dengan target produksi sebesar 62 juta ton tebu giling.
Memag lahan itu akan ditanami tebu secara bertahap. Namun saat ini sudah ada penambahan-penambahan lahan dari 154 ribu hektar menjadi 175 ribu hektar.
“Penambahan itu dari beberapa sumber. Ada yang dari kebun karen dikonversi menjadi lahan tebu. Kita sedang berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk mengkonversikan 12,8 juta hektar lahannya. Memang akan kita seleksi karena tidak semua lahan itu cocok untuk tebu,” katanya.
Sampai saat ini kebutuhan gula nasional sebesar 6,6 juta ton baik untuk ritel dan industri per tahun. Padahal produksi secara total baru 2,4 juta dari BUMN Gula dan pihak swasta atau bisa menenuhi 40 persen dari kebutuhan gula nasional itu.
Namun dengan komitmen dan keseriusan pemerintah untuk menambah luasan lahan, maka di harapkan pada 2030 mendatang, produksi gula bisa mencapai 90 ton per hektar lahan dengan rendemen sebesar 8,5 dan produksi gula sebesar 2,3 juta ton. Ditambah dengan produksi dari swasta hingga diprediksi total bisa mendapai 4,9 juta ton.
“Sehingga nantinya kita akan bisa memenuhi kebutuhan gula nasional secara keseluruhan. Bahkan bisa menuju swasembada gula secara total,” tandasnya.(Dan)