Pasar Tunjungan 1979, Riwayatmu kini

Surabaya, MercuryFM – Jalan Tunjungan semakin hari semakin diminati oleh banyak orang, bahkan denyut nadi ekonomi di kawasan Tunjungan, akhir-akhir ini banyak dimotori kaum muda yang bergerak di industri kreatif, dengan semakin banyaknya deretan kafe, bernuansa milenial. Pedestriannya terkesan modern dengan ornamen pepohonan ala di taman, lampu dan kursi vintage bak suasana di luar negeri dan sangat instagrammable sebagai spot foto. Wali Kota Surabaya pun berkomitmen kuat menjadikan kawasan yang dinobatkannya sebagai Tunjungan Romansa ini untuk dipercantik lagi ke depannya.

Namun ada satu spot penting yang hampir dilupakan masyarakat, yang dimiliki oleh PD Pasar yaitu Pasar Tunjungan. Terdapat tulisan “Pasar Tunjungan sejak 1979” dengan tagline “Pasar Kita-kita”. Pintu masuk pasar, melewati stan Burgbol Burgerbar, yang tampak keren dari depan. Tetapi apabila kita masuk lokasi pasar, kondisi yang berbeda 180 derajat akan kita jumpai: suasana kumuh nan gelap.

Nadira, mahasiswi di Surabaya yang beberapa kali nongkrong dan berkegiatan di kawasan tersebut, mengaku baru mengetahui jika ternyata ada pasar di kawasan Jalan Tunjungan. Mengetahui kondisi pasar yang memprihatinkan, dia menyampaikan harapannya, agar Pasar Tunjungan diperbaiki atau bahkan direnovasi.

“Menurut saya perlu sih. Anak muda zaman sekarang kan sukanya jalan-jalan, kulineran. Kalau mungkin dimodernkan atau diperbaiki itu pasti akan lebih menarik perhatiannya anak muda untuk datang ke sana,” tukas Nadira.

Ketika ditanya konsep Pasar Tunjungan seperti apa yang menarik untuk ke depannya, Nadira menyampaikan idenya, kalau di bagian depan tetap dengan konsep kafe modern, sedang yang di dalam pasar khusus untuk kuliner tradisional khas Jatim.

“Bagus kalau yang di dalamnya itu berisi warung tradisional dengan jajanan dan masakan tradisional kayak di Blauran cuman lebih dilengkapi lagi, lebih bersih lagi, dan tempatnya dibuat lebih nyaman dari Pasar Blauran,” harapnya.

Pasar tak terurus, tagihan ILP jalan terus

Tetapi rupanya, harapan Nadira masih jauh panggang dari api. Karena faktanya, toko dan stan di dalam pasar mayoritas tutup dan tak terawat. Pasar yang sebenarnya berlantai tiga ini pun, kondisi di lantai dua dan lantai tiganya lebih memprihatinkan lagi. Atap jebol, lantai keramiknya mengelupas, bahkan mulai ditumbuhi tanaman merambat dan pohon liar. Apabila hujan, bocor di mana-mana, menimbulkan genangan yang betah berhari-berhari membanjiri stan-stan yang rusak di lantai 1. Apabila dibiarkan terus, bukan tak mungkin bangunan tersebut sangat rentan untuk roboh dan mencelakai para pejalan kaki di pedestrian.

Tentu dengan kondisi pasar yang memprihatinkan seperti itu, ada pergolakan permasalahan di dalamnya, terkait polemik antara pedagang penghuni Pasar Tunjungan dan Perusahaan Daerah Pasar Surya (PDPS) selaku pihak pengelola. Perkumpulan Pedagang Pasar Tunjungan (P3T) yang merupakan komunitas pedagang lama Pasar Tunjungan, mendapat perlakuan yang aneh dari PDPS, yakni selama bertahun-tahun pasar tanpa terurus bahkan terbengkalai, tetapi iuran layanan pasar tetap ditagihkan kepada para pedagang. Namun P3T lewat Plt.Koordinatornya, Abdul Jalil Hakim, akan tetap memperjuangkan haknya dan kawan-kawannya sesama pedagang Pasar Tunjungan.

“Bagi kami pedagang itu cuman satu aja kok, kepastian hukum terhadap hak kami itu jangan sampai hilang. Itulah kenapa kami tetap terus menuntut agar revitalisasi dilakukan,” tandas Jalil Hakim.

Dipaparkannya, pernah di tahun 2016, P3T menuntut PD Pasar Surya ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). Pedagang mau mengalah dengan mencabut gugatannya, namun dengan persyaratan PDPS mau merevitalisasi.

“Maka dibuatlah kesepakatan, PDPS bersedia. Tapi sampai 2021 tidak ada tanda-tanda (upaya revitalisasi),” ungkapnya.

Polemik berlanjut di 2021, pedagang melaporkan PDPS kepada Ombudsman dengan dugaan mal-administrasi. Dari hasil pemeriksaan Ombudsman pun meminta PDPS melakukan revitalisasi. Poin rekomendasinya, yang pertama PDPS diharuskan menyampaikan skema revitalisasi Pasar Tunjungan. Kedua, Wali Kota Surabaya mengawasi revitalisasi.

“Kemudian muncullah skema. Skema jangka pendek kami tolak, karena hanya berupa tambal-sulam. Skema jangka panjang, kami juga keberatan karena 8 tahapan revitalisasi dari PDPS memakan waktu 7 tahun 4 bulan. Lha bayangin dari 2021 sampai 7 tahun kemudian, kita sebagai pedagang kan jadi makin sengsara,” keluh lelaki setengah baya yang mantan jurnalis ini.

Tunjungan Romansa. Titik terang atau titik masalah yang berlanjut?

Kembali Koordinator P3T, Jalil Hakim membeberkan, di tahun 2022 dirinya dan pihaknya sempat punya harapan dari Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, yang punya keinginan menghidupkan kembali kawasan Jalan Tunjungan dengan programnya Tunjungan Romansa. Jalil berharap Pasar Tunjungan akan terimbas untuk juga segera diselesaikan persoalannya, dia menyambut gembira keberadaan tenant dan kafe baru yang mayoritas ownernya adalah kaum milenial.

“Kami senang dengan datangnya mereka. Tunjungan jadi semakin bagus. Ketika mereka membutuhkan info tentang pemilik stan lama, dengan tangan terbuka kami fasilitasi mereka untuk bertemu dengan pemilik stan lama,” ujar Jalil.

Tetapi ternyata setelah beberapa tenant dan kafe baru di depan Pasar Tunjungan yang berdiri dan berderet menjadi bagian dari Tunjungan Romansa, mereka mengalami problem yang hampir sama nasibnya dengan pedagang lama, yakni beberapa owner tenant baru tetiba mendapat tagihan dari PDPS untuk melunasi tunggakan ILP dari pemilik stan lama sejak tahun 2018.

“Tentu saja mereka keberatan. Nasib mereka sama dengan kita, tidak mendapatkan layanan yang prima dari PDPS kok ditagih ILP. Iuran Layanan Pasar adalah hak pedagang, lha mana? Kita tidak diberi layanan itu kok kita disuruh membayar ILP? Terus terang ini kami tolak, sampai semuanya klir,” tegas Jalil Hakim.

Sikap terbaru PD Pasar Surya terkait polemik ini

Dirut PD Pasar Surya, Agus Priyo seusai meninjau kondisi Pasar Tunjungan mengatakan, jika pihaknya telah menyiapkan grand design untuk membangkitkan kembali Pasar Tunjungan. Namun lanjut Agus, rencana tersebut masih harus melihat kondisi bangunan dari Pasar Tunjungan itu sendiri.

“Saya pinginnya nanti, ini bisa menjadi pasar UMKM, pasar untuk teman-teman milenial yang kreatif. Kalau masih layak kita pertahankan, kita perbaiki betul-betul terhadap kontruksi yang ada. Karena ini berkaitan dengan masa bangunan,” terangnya.

Oleh karena itu, sambung Agus, pihaknya akan melakukan langkah pengujian lab terhadap konstruksi yang ada di pasar Tunjungan.

“Saya maunya ini dilakukan uji lab, karena jangan sampai nanti kita lakukan revitalisasi dengan bangunan yang ada, nantinya masa bangunannya tidak terlalu lama. Kita ingin uji lab untuk mengetahui ketahanan bangunan ini (Pasar Tunjungan) berapa lama,” katanya ketika ditemui awak media di bagian belakang Pasar Tunjungan.

Dari hasil itu, pihaknya akan membicarakan dengan Pemerintah Kota bahwa seperti apa pasar ini nantinya.

“Kita akan tetap mengakomodir aspirasi pedagang, tetapi selama itu tidak melanggar hukum,” pungkasnya.

Legislator DPRD Surabaya: Ayo segera hearing, kita kawal bersama!

Sementara, Alfian Limardi, Anggota Komisi B dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD Kota Surabaya, menyampaikan bahwa pihaknya sesegera mungkin mengupayakan agenda hearing dengan pedagang lama, pedagang baru, dengan Pemkot melalui PD Pasar Surya.

“Saya lebih suka hearing ini lebih cepat dilakukan lebih baik. Saya melihat Cak Wali (Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi) ada keseriusan ingin menghidupkan Tunjungan Romansa. Sekarang tergantung dari Cak Wali, bagaimana mengkomunikasikan, mengkomando jajaran yang ada di bawahnya (PD Pasar Surya) searah dengan kebijakan beliau,” tukas Alfian.

Alfian berharap, hasil dari hearing nantinya akan membawa kesepakatan konkret untuk memajukan ekonomi kreatif di Tunjungan Surabaya agar melompat lebih tinggi, dan mendorong ekonomi Surabaya bergerak lebih cepat.

“Semua yang ada di Jalan Tunjungan. Entah itu tenant, kafe, toko, hotel, Pasar Tunjungan, semua harus dilibatkan dan terimbas dengan baik dari program Tunjungan Romansa. Tidak boleh ada yang tidak dilibatkan,” pungkas Alfian. (ron)

Next Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement

Visual Radio

Add New Playlist