Surabaya, MercuryFM – Melandainya pandemi COVID-19 yang ditandai dengan sudah diperbolehkannya tempat wisata dibuka untuk umum, membuat kondisi industri pariwisata kembali bergairah dan ikut membuat industri turunannya bangkit. Salah satunya, industri oleh-oleh. Para penyedia buah tangan mengaku kembali mengincar rezeki dari wisatawan.
Direktur Pusat Oleh-Oleh Bu Rudy, Ferry Siswadi mengatakan, pihaknya memutuskan untuk membangun pusat oleh-oleh mengingat potensi yang masih belum terisi sepenuhnya di Surabaya. Sebagai kota ekonomi terbesar kedua di Indonesia, dia mengklaim masih belum menemukan pusat oleh-oleh yang lengkap.
“Kita lihat Semarang atau Bali punya fasilitas oleh-oleh yang ideal. Karena itu, kami melakukan ekspansi untuk pusat oleh-oleh kami,’’ kata Ferry Siswadi ditemui saat peresmian Pusat Oleh-Oleh Bu Rudy di Surabaya, Kamis (10/11/2022).
Ferry menjelaskan antusiasme pemasok oleh-oleh pun cukup besar. Sebelumnya, pihaknya melakukan konsinyasi kepada 150 UMKM untuk memasok oleh-oleh. Namun, rekanan pengusaha kecilnya kini meningkat drastis menjadi 800 UMKM.
Sebenarnya, dia menerima seribu lebih UMKM yang mendaftarkan produk mereka untuk menjadi pemasok. Namun, banyak yang gagal karena mereka belum punya aspek legal seperti sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT).
’’Awalnya, kami hanya menargetkan 400 rekanan. Ternyata antusiasmenya meningkat,’’ jelasnya.
Dia masih optimistis bahwa pusat oleh-oleh masih bisa tumbuh di masa depan. Meski terdapat disrupsi digital, oleh-oleh masih menjadi produk yang seringkali laku sebagai bagian dari wisata. Sehingga, rekanan UMKM sendiri mengaku lebih menjual lebih banyak produk di pusat oleh-oleh daripada channel mereka sendiri.
Sementara itu Owner Depot Bu Rudy, Ie Lanny Siswadi, mengatakan bahwa era saat ini memang menuntut adanya kolaborasi antar UMKM. Karena itu, pihaknya terus mengundang produsen buah tangan lainnya untuk mengisi etalase miliknya. Dia yakin dengan 1.500 pengunjung yang datang ke tempatnya setiap hari, semua rekanan bisa mendapatkan pemasukan.
’’UMKM ini banyak sekali. Mumpung punya wadah, kami coba memanfaatkannya semaksimal mungkin,’’ ujarnya.
Industri wisata di Jatim memang sudah mulai membaik. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke provinsi tersebut per September mencapai 9.152 kunjungan. Di sisi lain, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel klasifikasi bintang di Jawa Timur bulan September 2022 mencapai rata-rata 54,67 persen, naik sebesar 4,56 poin dibandingkan bulan sebelumnya. (dan)